Di luar persoalan garis batas, Pulau Timor yang berbatasan darat secara langsung dengan Timor Leste punya jalan nasional dengan kualitas sangat baik. Jalan nasional atau jalan yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dari Kupang-Atambua 270 Km di Nusa Tenggara Timur (NTT) mulus beraspal dan nyaris tanpa lubang.
Kupang merupakan ibu kota provinsi NTT, sedangkan Atambua merupakan ibu kota Kabupaten Belu, NTT. Jalan nasional ini melewati kawasan Soe di Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atambua menjadi tempat tujuan utama karena posisinya yang berada tepat di tengah-tengah 3 titik Pos Lontas Batas Negara Republik Indonesia dan Timor Leste.
Perjalanan dari Kupang menuju Atambua dapat ditempuh dalam waktu 7-8 jam melalui jalan nasional ini sepanjang 270 Km dari barat ke timur Pulau Timor yang berkarang. Ruas jalan ini melintasi perbukitan dan lembah membuatnya berkelok naik-turun mewarnai hampir sepanjang perjalanan ratusan km tersebut.
Kondisi jalan nasional yang mantap ini patut diapresiasi. Meski berada di daerah perbatasan, jalan raya selebar 2x3,5 meter dua jalur yang dilalui ini punya permukaan aspal yang mulus nyaris tanpa lubang.
"Jalanan di sini rajin diperbaiki. Belum rusak juga sudah dilapis aspal baru kalau sudah waktunya. Jadi nggak tunggu rusak," terang Jamal, pengemudi yang mengantar rombongan selama perjalanan, Selasa (3/11/2015).

Selama perjalanan, terlihat beberapa kali terdapat ruas jalan yang warnanya hitam pekat. Melaju di atasnya terasa begitu nyaman, halus dan nyaris tak terdengar suara gesekan antara ban dengan permukaan aspal.
"Warnanya hitam berarti kualitas aspalnya bagus banget," cetus Sugeng, pegawai Kementerian PUPR yang ikut dalam rombongan.
Kondisi jalan yang prima dan lalu lintas yang lumayan sepi membuat kendaraan bisa dipacu hingga kecepatan 90-100 Km/Jam saat menemukan jalan lurus.
Melihat kanan kiri jalan, siapa pun yang melintas akan disuguhi pemandangan menarik berupa rumah-rumah adat yang unik. Berbentuk bangunan yang dibangun dari lembaran kayu dengan atap rumput jerami tampak begitu menonjolkan kekayaan budaya masyarakat Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Saat di malam hari, melintasi jalan nasional ini kondisi penerangan minim ditambah kondisi jalan yang berkalak-kelok membuat pengemudi harus lebih berhati-hati.

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.20 Waktu Indonesia Tengah (WITA) atau sudah 7 jam lebih perjalanan kami dari mulai Bandara Altari di Kupang. Jalan tak lagi berkelak-kelok, jalan pun lebih lebar dari sebelumnya dengan pembatas jalan di tengahnya tanda kami sudah memasuki Kota Atambua.
Sungguh pengalaman yang sulit dilupakan, menemukan jalan mulus beraspal dengan kualitas baik di pinggiran negara yang jaraknya ribuan km dari Ibu Kota Negara ini.
(dna/hen)