Industri di Perbatasan RI-Timor Leste Kekurangan Listrik

Industri di Perbatasan RI-Timor Leste Kekurangan Listrik

Dana Aditiasari - detikFinance
Rabu, 04 Nov 2015 16:27 WIB
Salah Satu Jalan di Provinsi NTT
Atambua - Pasokan listrik masih menjadi masalah utama untuk pengembangan industri di kawasan Indonesia Timur. Misalnya di Atambua, Kabupaten Belu, di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan kawasan perbatasan Indonesia-Timor Leste.

Bupati Kabupaten Belu, NTT Wilhelmus Foniโ€Ž mengungkapkan bahwa pasokan listrik di daerah yang dipimpinnya itu hanya ditopang satu Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) berkapasitas 10 Megawatt.

"Bila 1 megawatt setara dengan 5.000 kepala keluarga (KK), maka saat ini listrik yang ada baru bisa melayani 50.000 Kโ€ŽK," ujar Wilhelmus kepada detikFinance, saat ditemui di desa Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, Rabu (4/11/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wilhelmus mengatakan, kapasitas sebesar itu hanya mampu memasok listrik untuk masyarakat Belu yang jumlahnya berkisar antara 49.000 sampai 50.000 kepala keluarga (kk). Namun, tidak cukup apabila dipakai untuk memenuhi kebutuhan industri.

"Jumlah Masyarakat di Belu saat ini ada โ€Ž217.957 jiwa atau 49.000 sampai 50.000 kk. Kalau dilihat dari ketersediaan listrik dan jumlah KK, masalah listrik sudah memenuhi. Tapi karena kita ada kebutuhan lain-lain seperti industri dan kebutuhan umum seperti penerangan jalan, itu masih kurang," jelasnya.

(dna/hns)

Hide Ads