Tiga pesawat tersebut merupakan bagian dari armada 20 pesawat (4 milik sendiri dan 16 sewa) yang dipakai Batavia Air saat masih beroperasi. Sebelumnya, sempat ada pembeli yang mengajukan penawaran seharga Rp 7,5 miliar untuk 2 pesawat. Namun pesawat tersebut tetap tak laku terjual, bahkan terancam jadi besi tua atau barang rongsok. Hal ini karena proses penilaian oleh kurator belum juga rampung.
"Jumlah pesawat sekarang sisa 3 pesawat. Dulunya laik terbang, tapi karena kurator tak juga menjual, alasannya proses pemberesan belum selesai. Sekarang, baru ada pembeli yang menawar Rp 2,7 miliar, ini pun belum terjual," kata Kuasa Hukum PT Metro Batavia Raden Catur Wibowo dalam konferensi pers di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namanya pesawat sudah 3 tahun pailit yah harus segera dijual. Ini alasannya masih belum selesai, karena menyusut yah jadi rongsokan. Belum argo sewa di bandara sama Angkasa Pura II juga pasti jalan terus," ujar Catur.
Jika pesawat tak kunjung laku terjual, hal ini akan membuat kewajiban seperti gaji dan pesangon pada karyawan yang selama ini belum dipenuhi semakin tak pasti. Hingga sekarang, dari utang Rp 150 miliar pada karyawan, baru Rp 4 miliar yang sudah dibayarkan.
Tiga unit pesawat utuh tersebut merupakan bagian dari sisa aset Batavia Air yang belum terjual. Aset lainnya meliputi 5 mesin pesawat terbang, 177 kendaraan, dan 3 unit simulator.
(hen/hen)











































