Di pasaran kita mengenal bermacam nama beras seperti Pandan Wangi, Rojo Lele, Ciherang dan lainnya. Nama beras yang dikenal masyarakat sebetulnya baru secuil dari varietas-varietas padi yang ada di Indonesia.
Sebetulnya ada berapa macam varietas padi di Indonesia?
"Keanekaragaman varietas padi di Indonesia jumlahnya ada ribuan. Terbagi menjadi dua yaitu varietas tradisional yang asli tumbuh dari suatu daerah tertentu dan varietas unggul," ungkap Suwarno, Pemulia padi dari Balai Besar Tanaman Padi Kementerian Pertanian ditemui dalam acara Talkshow Festival Beras Nusantara di Epicentrum Walk, Jakarta, Selasa (24/11/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Varietas asli mulai tersaingi dengan varietas unggul hingga akhirnya punah. Luas lahan sawah pun berkurang. Jadi bersaing dengan varietas unggul dan dengan bangunan," kata Suwarno.
Suwarno mencoba mengenalkan keanekaragaman jenis beras. Menurut familinya padi dibedakan menjadi tiga yaitu Indica, Javanica dan Japonica.
"Indica itu padi yang tidak berbulu. Javanica itu yang paling banyak ada di Indonesia. Kemudian beras Japonica. Japonica itu tumbuhnya di daerah sub tropis seperti Jepang. Di Indonesia ada tapi luasan kecil di Pemalang dan kurang cocok karena bukan dari daerah asal," tutur Suwarno.
Berdasarkan warna, lanjutnya, ada merah, hitam, dan putih. Lalu menurut rasa dan kepulenannya ada beras pera dan pulen.
Upaya peningkatan produksi seiring dengan upaya menghasilkan varietas unggul. Terbkti dengan terus munculnya varietas-varietas unggul baru dalam beberapa dekade terakhir.
"Badan Litbang (Penelitian dan Pengembangan) sendiri sudah menghasilkan lebih dari 100 jenis varietas unggul. Inpari 1 sampai 40, kemudian padi rawa atau inpara. Ada juga padi gogo atau padi ladang. Ada juga padi aromatik namanya bisa pandan wangi dan macam-macam," katanya.
Masyarakat perlu mengetahui bahwa nama merek dagang beras yang beredar di pasar kerap kali bukan merupakan nama varietas padi tersebut.
"Nah nama merk dagang yang dipakai pedagang kebanyakan bukan berdasarkan varietasnya. Misalnya disebut Rojo Lele padahal beras Inpari jenis tertentu. Sebab belum familier merk dagang untuk varietas unggul," jelasnya.
Hal menarik lainnya dari keanekaragaman beras, rupanya setiap pulau di Indonesia punya kecenderungan kesukaan beras berbeda-beda.
"Orang Jawa cenderung suka beras pulen seperti pandan wangi. Bergeser ke utara seperti di Lampung dan Palembang cenderung suka beras pera. Sumatera utara misalnya, di sana suka beras ramos. Orang Kalimantan cenderung suka beras kecil-kecil," ujar Suwarno.
(hns/hns)