Tertahannya dana Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk 25 BUMN di DPR membawa sejumlah dampak. Perum Bulog yang harusnya mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 2 triliun menunda rencana pembangunan infrastruktur seperti 'kulkas raksasa' alias cold storage, silo untuk penyimpanan jagung, hingga drying center untuk mengeringkan gabah.
"Dengan mundurnya PMN, pengadaan dryer untuk gabah, silo jagung, cold storage jadi mundur, tertunda," ungkap Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti, usai Media Gathering di Grand Ussu Hotel, Cisarua, Sabtu (28/11/2015).
Padahal, infrastruktur-infrastruktur tersebut amat dibutuhkan untuk memperkuat peran Perum Bulog dalam menstabilkan harga pangan. Cold storage misalnya, disiapkan untuk menyimpan stok daging sapi. Lalu silo jagung disiapkan supaya Bulog bisa memiliki stok jagung. Kemudian drying center diperlukan untuk meningkatkan kualitas gabah yang diserap Bulog dari petani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila PMN terus tertahan di DPR, Djarot berencana akan mencari pinjaman dari perbankan saja untuk membangun infrastrutur-infrastruktur Bulog tesebut. "Kalau itu nggak keluar kita pinjaman komersial dari perbankan, kita investasi sendiri," ucapnya.
Khusus untuk drying center, untuk sementara Bulog akan menggunakan drying center milik PT Pertani dan PT Sang Hyang Sri (SHS). "Sementara kita kerjasama dengan Pertani dan SHS untuk dryer. Pertani punya 65 drying center yang bagus, kapasitasnya 1 drying center 30 ton per 2 hari. SHS juga punya banyak," tukas Djarot
Kerjasama Bulog dengan SHS dan Pertani untuk penggunaan drying center tersebut bakal diteken minggu depan. "Rencananya MoU kerjasama kita tanda tangan pekan depan, dengan SHS dan Pertani," pungkasnya.
(hns/hns)