Proyek kereta cepat (High Speed Railway/HSR) rute Jakarta-Bandung harus dikelola dan diawasi dengan sangat ketat. Berdasarkan pengalaman proyek kereta cepat di dunia, nilai investasi proyek kereta cepat rawan membengkak soal waktu penyelesaiannya.
Hal ini disampaikan oleh mantan konsultan penilai kereta cepat Jakarta-Bandung yang ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia, The Boston Consulting Group (BCG).
"Kereta cepat sebagian besar akan makan waktu lama, kalau nggak di-manage maka budget bisa bengkak," Kata Managing Director BCG perwakilan Jakarta, Edwin Utama, saat press conference soal FMCG dan consumer durables di Indonesia di Kantor BCG di Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Jumat (4/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makin banyak stasiun maka membuat investasi makin tinggi, namun Edwin menyebut ada dampak positif dari sisi ekonomi di sekitar stasiun yakni ekonomi bisa bergairah.
"Saya bisa sampaikan, ini KA Cepat penting maka pemerintah perlu jelas. Apakah kereta cepat itu 350 km per jam atau 250 km per jam. Ada 11 stasiun atau 5 stasiun. Berangkat dari Stasiun Gambir atau nggak, kalau di Bandung itu Stasiun Bandung atau Walini," sebutnya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN menunjuk konsorsium BUMN RI untuk bermitra dengan konsorsium BUMN China. Hasilnya ialah membentuk perusahaan patungan pengembangan kereta cepat, PT Kereta Cepat Indonesia China.
Perusahaan ini akan bekerja dalam pengembangan dan pembiayaan HSR rute Jakarta-Bandung tanpa dukungan pemerintah. Total investasi proyek KA Cepat mencapai US$ 5,5 miliar.
(feb/hen)











































