Kenapa China? Negara tersebut sudah menjadi salah satu kekuatan ekonomi di dunia, pembangunan infrastruktur di negara tersebut sudah sangat berlebihan. Hal ini dianggap peluang bagi banyak negara untuk merayu pada miliarer China untuk menenamkan investasi di negerinya.
Hal ini juga dilakukan Australia, tak tanggung-tanggung, pemerintah Australia menawarkan 3 wilayahnya sebagai basis investasi, pertama Darwin sebagai pusat investasi yang berfokus pada sektor industri, Kununurra dan Cairns sebagai basis investasi perkebunan dan pariwisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengajak para calon investor dari beberapa negara, serta beberapa media dari berbagai negara, mengunjungi Australia 6-14 November lalu, untuk melihat berbagai investasi yang dilakukan Australia dalam beberapa tahun ke depan.
Kebetulan saat itu juga sedang digelar Northern Australia Invesment Forum. Pemerintah Australia menjabarkan secara detail berbagai proyek yang ditawarkan kepada investor. Dari pantauan detikFinance selama kegiatan tersebut berlangsung, paling banyak investor yang diundang berasal asal China.
Bahkan, investor-investor China tersebut secara khusus disediakan para penerjemah, agar dapat mengartikan seluruh penjelasan yang diberikan. Namun, ada yang unik dalam setiap kegiatan tur ke berbagai proyek investasi di Australia. Salah satunya saat pertemuan di Community and business leaders networking session, di Kununurra Country Club Resort.
Investor China yang hadir tidak nampak seperti orang royal, pakaiannya yang dikenakan sangat-sangat sederhana, sebagian bahkan mengenakan kaos oblong dan celana pendek, ada yang mengenakan kacamata dengan lensa ukuran kecil dan berbentuk bulat. Tak ada kesan bahwa mereka adalah orang yang memiliki banyak uang.
Namun pemerintah Australia mengerti, investor China merupakan salah satu investor utama yang mereka incar, apalagi daerah-daerah pariwisata di Australia paling banyak dikunjungi wisata asing dari China. Bahkan, beberapa tempat misalnya restoran dan pertokoan punya pegawai khusus yang bisa berbahasa mandarin. Beberapa hotel yang dikunjungi detikFinance juga paling banyak didominasi oleh tamu-tamu dari negeri Tirai Bambu tersebut.
Kembali ke investasi Australia, berbagai proyek investasi yang digarap saat ini dan ditawarkan ke investor seperti Project Sea Dragon, proyek budidaya udang Black Tiger. Lahan seluas 10.000 hektar di siapkan untuk proyek ini dengan target produksi 120.000 ton per tahun. Proyek ini diperkirakan menelan biaya A$ 1,45 miliar atau sekitar Rp 14,5 triliun.
Lalu ada proyek, pabrik pengolahan daging sapi, seperti sapi beku atau karkas, yang berlokasi di Queensland. Kapasitas produksi mencapai 20.000 metrik ton. Investasi pembangunan pabrik diperkirakan mencapai A$ 90 juta. Produksi di ekspor ke China, dan pasar internasional melalui Pelabuhan Townsville.
Ada lagi proyek peternakan, penggemukan, pengolahan daging sapi Dingo Park, di Queensland, investasi yang dibutuhkan mencapai A$ 20,8 juta. Lahan seluas 2.306 hektar telah disiapkan untuk proyek ini.
Di sektor tambang, ada proyek Nolans Rare Earths. Proyek tambang dan pengolahan tanah jarang (rare earths) hingga uranium. Proyek ini mulai produksi pada 2019 dengan target produksi mencapai 20.000 ton rare earth oxides (REO).
Setelah 4 hari menggelar berbagai pertemuan bisnis dan seminar di Northern Australia Invesment Forum, detikFinance dan media asing lainnya diajak mengunjungi Kununurra, di wilayah ini pemerintah Australia fokus mengembangkan perkebunan, peternakan, dan pariwisata.
Di Kununurra, rombongan diajak mengunjungi peternakan sapi Carlton Hill, yang memproduksi sapi sebanyak 15.000-20.000 per tahun. Lalu keesokan harinya, rombongan diajak bagaimana potensi pariwisata alam yang dimiliki Kununurra. Menggunakan pesawat Casa dari pagi hingga sore rombongan diajak mengunjungi Ord River, area irigasi yang dibangun pemerintah Australia, penambangan batu permata berwarna pink yakni Argyle diamond mine, lalu mengunjungi batuan mirip sarang lebah yakni Bungle Bungle Range, dan banyak lagi.
Setelah diajak melihat berbagai proyek infrastruktur dan perkebunan, peternakan, dan pariwisata di Darwin dan Kununurra, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengajak detikFinance berserta rombongan ke Cairns, Queensland. Di daerah ini menjadi salah satu pusat perkebunan tebu dan industri gula Australia.
Sepanjang mata memandang, banyak sekali hamparan perkebunan tebu. Di Cairns, pemerintah Australia punya proyek membangun Great Barrier Reef Resort. Proyek ini akan menyulap 340,6 hektar lahan tebu menjadi resort lengkap dan mewah. Terdapat 7.500 kamar hotel, dengan total investasi yang dibutuhkan mencapai US$ 8,15 miliat. Proyek ini mulai dirancang pada 2014 dan ditarget selesai pada 2024. Ditargetkan, dengan adanya proyek ini akan menciptakan 3.750 lapangan kerja.
Salah satu daya tarik Cairns yang terkenal di dunia adalah Great Barrier Reef, yang memiliki coral atau terumbu karang yang membentang lebih dari 2.000 km. Namun, sebelum merasakan keindahan bawah lautnya, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengajak rombongan ke Cairns Marine. Di tempat ini merupakan budidaya ikan laut, coral, hiu, dan banyak lagi hewan laut.
Cairns Marine ini memasok hewan laut hampir ke seluruh aquarium di seluruh dunia. "Tapi kita ada aturan, setiap satu hewan laut yang diekspor, kita harus mampu memproduksi satu hewan laut yang sama untuk kemudian di lepas di laut Australia," katanya.
(rrd/ang)