Kenalkan, BUM Sabun Cuci Made in Jatiluhur

Kenalkan, BUM Sabun Cuci Made in Jatiluhur

Tri Ispranoto - detikFinance
Kamis, 24 Des 2015 15:32 WIB
Purwakarta - Semakin hari, kebutuhan masyarakat untuk mencuci semakin meningkat. Hal itu lah yang melahirkan ide kreatif warga Desa Bunder dan Desa Mekargalih (Bumegah), Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta untuk memproduksi beraneka ragam sabun cuci.

Tak akan ada yang mengira di sebuah tempat seluas 20x15 meter persegi di Jalan Stasiun Ciganea No 42, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, terdapat sebuah pabrik rumahan yang memproduksi tiga jenis sabun bermerek BUM.

"Kami di sini memproduksi sabun krim (sabun colek), sabun cuci piring, dan sabun cuci baju," jelas Ketua UBK Bumegah, Endang Sumpena, Kamis (24/12/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Endang, usaha yang sudah dirintis sejak dua bulan lalu itu telah menyerap sekira 30 orang dari dua desa sebagai pekerja. Bukan tidak mungkin nantinya jika produksi terus meningkat jumlah tenaga kerja yang terserap di pabrik BUM bisa meningkat berkali-kali lipat.



Soal kualitas, Endang berani menjamin jika produk BUM tersebut mampu bersaing dengan produk bermerek lainnya. Tidak hanya soal kualitas, soal harga pun bisa dia menjamin lebih murah 25% dari produk lain.

"Kita ada pembimbing langsung dari ITB jadi kalau soal kualitas saya bisa jamin mulai dari bahan baku dan lain-lainnya. Soal harga juga misal di pasaran sabun colek Rp 1.000 kita bisa lebih murah 25 persen," ucapnya.

Dia berharap kedepan bisa memproduksi sabun meningkat dari yang semula seribu buah perhari menjadi berkali-kali lipat. Selain itu adanya bantuan promosi agar sabun tersebut tidak hanya diminati warga lokal namun bisa dijual di pasar tradisional mau pun swalayan secara luas.

Sementara itu Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, yang menghadiri acara launching sabun BUM menyambut positif inofasi warga. Terlebih warga membuat inofasi yang memang menjadi konsumsi sehari-hari.

"Yang perlu kita dorong adalah promosinya. Terkadang pemerintah itu suka lupa dan fokus pada bantuan modal dan tidak pada promosi. Padahal itu yang lebih penting dan biayanya mahal," katanya.

Lebih lanjut Dedi mengungkapkan, jika hal tersebut telah bersinergi maka tugas masyarakat adalah tinggal memberikan kepercayaan pada konsumen mengenai kualitas dan ketersediaan barang yang memadai.

(rrd/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads