Di pasar yang biasa menjual mainan anak ini, ratusan pedagang musiman memadati ruas kawasan yang jaraknya hanya selemparan batu dari Kota Tua tersebut.
Hampir semua terompet dan mercon yang dijual di Pasar Asemka berasal dari pabrikan China. Hanya segelintir pedagang yang menjual terompet buatan tangan yang dibeli dari pengrajin lokal, sementara petasan dan kembang api hampir seluruhnya diimpor dari China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayuti menjelaskan, para pedagang terompet dan mercon ini mendapatkan barang kulakannya dari pedagang besar masih di kawasan yang sama, Pasar Pagi Asemka.
"Barangnya masih ambil dari sini juga. Belinya di ruko-ruko itu juga," ujar Sayuti sembari mengarahkan telunjuknya pada toko penjual mainan di bawah jalan layang.
Menurut Sayuti, terompet rata-rata dijual dalam lusinan secara borongan untuk dijual kembali di kawasan lain di Jakarta.
"Yang standar terompet kita jual Rp 150.000 per lusin. Kalau yang paling mahal Rp 190.000. Kita juga jual eceran, jatuhnya Rp Rp 20.000 per terompet," katanya.
Irom, pedagang lain yang menjajakan mercon mengaku, membeli mercon dan kembang api pabrikan China dari toko-toko besar di Asemka.
"Ada petasan dan kembang api satu paketnya jutaan ada. Paling banyak yang kita jual petasan sama kembang api yang harganya Rp 180.000," ujar Irom.
(ang/ang)