detikFinance sempat menyambangi lokasi bandara lama yang di media sosial sering dicemooh karena bentuknya lebih mirim 'kandang ayam' ketimbang terminal bandara tempat berkumpulnya calon penumpang yang akan terbang menggunakan transportasi udara.β

Tampak dari bagian depan, terminal darurat seluas 965 meter persegi ini hanya berbentuk bangunan semi permanen terbuat dari bilik-bilik kayu yang dikombinasikan dengan asbes sebagai dinding dan atapnya. Sementara, sebagai pengganti jendela dipasang kawat jaring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jangan bayangkan ada pendingin udara, di bandara darurat ini hanya mengandalkan tiupan angin yang masuk berhembus dari sela-sela kawat jaring yang berfungsi sebagai pengganti jendela.

Ruang berikutnya adalah ruang tunggu. Satu-satunya yang tampak modern hanyalah deretan banku besi warna perak mengkilat seperti yang sering dijumpai di kantor-kantor bank. Selebihnya masih sama berupa dinding bilik kayu dan jaring kawat sebagai pengganti jendela.
"Coba lihat bentuknya seperti apa ini bentuknya?" ujar Direktur Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso saat berbincang dengan detikFinance di Bandara Wamena, Jayawijaya, Papua, Kamis (31/12/2015).
Dengan kondisi seperti ini, wajar saja bila masyarakat di Wamena sering merasa terlupakan oleh pemerintah.

Sehingga menurutnya tak berlebihan bila Pemerintah saat ini lewat Kementerian Perhubungan menggelontorkan dana miliaran rupiah untuk mempercantik Bandara tersebut.
"Ini lah makanya Pemerintah nggak sayang-sayang alokasikan anggaran untuk melakukan pembangunan. Ini sesuai nawacitanya Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) untuk membangun dari pinggiran," ujar dia.
Saat ini, segala bentuk keterbelakangan di Bandara Wamena bisa diatasi. Kementerian Perhubungan pimpinan Menteri Ignasius Jonan telah menyelesaikan pengembangan bandara Wamena berupa pembangunan terminal penumpang seluas 4000 meter persegi. β
(dna/hns)