Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mempromosikan bisnis di sektor kelautan dan perikanan kepada investor dan Duta Besar (Dubes) negara sahabat.
Susi mengaku bisnis perikanan saat ini menjadi primadona, pasca upaya masif pemberantasan Illegal Unregulated Unreported (IUU) Fishing seperti penangkapan kapal asing pencuri ikan.
Hal ini diungkapkan Susi saat membuka Marine and Fisheries Business Forum and Exhibition 2016 di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, pada Senin (11/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investor asing, lanjut Susi, didorong menanamkan modalnya pada sektor hilir. Ia menyakinkan kepada investor untuk tak perlu khawatir dengan iklim bisnis perikanan di Indonesia. Berbagai izin telah diupayakan untuk dipangkas.
"Izin-izin yang tak perlu telah kita hilangkan. Investasi sangat terbuka siapa pun dan dari negara mana pun. Kita sangat terbuka pada siapa saja yang datang," Ujarnya.
Untuk sektor perikanan tangkap yang bakal mendukung investasi hilir, KKP juga mulai tancap gas dalam pengadaan ribuan kapal yang nantinya akan dibagikan kepada nelayan. Hal ini dilakukan untuk memberikan kepastian pasokan perikanan pasca larangan operasi kapal-kapal eks asing, serta tertutupnya investasi asing di perikanan tangkap.
Menurut Susi, KKP tahun ini menganggarkan Rp 3,73 triliun, atau 27% dari total anggaran kementeriannya dalam APBN-P 2016 sebesar Rp 13,8 triliun untuk pengadaan ribuan kapal nelayan.
"Buat kita semua ini jadi win-win solution, regulasi yang menghambat kita pangkas. Kita juga melakukan belanja untuk investasi sebesar 27%. Ini jadi stimulus yang sangat besar," Pungkas Susi.
Hadir dalam forum bisnis tersebut Duta Besar Norwegia Stig Traavik, Duta Besar Inggris Moazzam Malik, Duta Besar Rusia Mikhail Galuzin, dan sejumlah investor asing dari berbagai negara.
(feb/feb)