Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, pihaknya langsung memetakan sentra-sentra sapi yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk kemudian membuat kontrak perjanjian kerja sama dengan pemasok-pemasok sapi di sana.
"Kami sudah turunkan tim, langsung Direktur Jenderal Peternakan dan seorang direktur. Turun langsung ke peternakan dan bikin kontrak di NTT dan NTB, langsung buat kontrak setahun dari laporan yang saya terima," kata Amran ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yah berilah kami waktu. Tidak bisa satu dua hari selesai. Ini masalah komunikasi juga dengan Kementerian Perdagangan dan Bulog, tidak hanya satu persoalan yang harus diselesaikan, tapi kita tidak boleh menyerah," tandas Amran.
Dia mengungkapkan, wajar jika ada segelintir pelaku usaha yang terganggu dengan kehadiran kapal khusus ternak tersebut. Kapal angkut ternak membuat biaya angkutan ternak bisa ditekan lebih dari separuhnya.
"Di pedesaan NTT sapi hidup hanya Rp 27.000- Rp 29.000/kg, tidak sampai Rp 30.000/kg untuk sapi hidup. Dengan ada tol laut ini, kalau dulu (biaya angkut) Rp 1,8 juta sampai Rp 2 juta per ekor, sekarang hanya dikenakan Rp 320.000 per ekor," tutupnya. (hns/hns)











































