Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengungkapkan, harga pangan tetap rendah di tingkat petani, namun melambung tinggi di tingkat konsumen. Menurutnya, ada yang salah dalam rantai pasokan ini, para pedagang perantara menikmati keuntungan yang besar.
Untuk mengatasi masalah ini, Amran menyarankan agar peran Bulog diperluas, tidak hanya menangani beras saja, tapi semua komoditas pangan strategis. Bulog harus ikut mengintervensi pasar, membeli langsung dari petani dan menjualnya langsung ke masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, rantai pasokan dapat dipotong separuh, jika Bulog membeli langsung ke petani, membawanya ke pasar, dan menjualnya langsung ke konsumen. Cara ini diyakini Amran bisa menekan harga bahan pokok, termasuk daging sapi.
"Jadi dari petani ke Bulog, Bulog langsung ke pasar, lalu ke konsumen, jadi tinggal 4 titik. Itu solusi untuk seluruh komoditas, termasuk daging sapi," ucapnya.
Untuk jaringan pasar, Bulog dapat menggunakan Toko Tani Indonesia (TTI) yang akan dibangun hingga 1.000 unit di seluruh Indonesia pada tahun ini. "Kan ada Toko Tani Indonesia, tahun ini ada 1.000 unit, sekarang sudah ada 200," ujar Amran.
Selain membuat harga bahan pangan terjangkau untuk masyarakat, peranan Bulog sebagai stabilitator harga pangan ini juga akan membuat harga di tingkat petani terjamin. "Kalau supply chain ini kita potong 50%, ini kita mengangkat harga di tingkat petani, tapi menekan harga di tingkat konsumen. Ini harus kita benahi dari sekarang," tutupnya. (wdl/wdl)