Mentan: Harga Sapi di NTT dan NTB Tak Sampai Rp 30.000/Kg

Mentan: Harga Sapi di NTT dan NTB Tak Sampai Rp 30.000/Kg

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 27 Jan 2016 14:58 WIB
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Pasca kegagalan pengangkutan sapi pada pelayaran kedua kapal ternak, Kementerian Pertanian (Kementan) langsung bergerak cepat untuk mencegah kapal ternak kembali berlayar tanpa muatan. Caranya, Kementan memetakan langsung sentra-sentra sapi di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan dan salah seorang direkturnya dikirim oleh Menteri Pertanian, Amran Sulaiman untuk langsung ke NTT dan NTB. Mereka diminta mengecek ketersediaan sapi di sana, sekaligus membuat kontrak perjanjian kerja sama dengan pemasok-pemasok sapi di sana.

Berdasarkan hasil pengecekan ke lapangan, kata Amran, ternyata harga sapi di tingkat peternak kurang dari Rp 30.000/kg bobot hidup. Sebaliknya, ada pedagang pengumpul sapi yang meminta kenaikan harga sehingga kapal ternak tidak mendapatkan muatan karena harga yang diminta terlalu tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Baru saja Dirjen pulang dari NTT dan NTB, harga di tingkat peternak tidak lebih dari Rp 30.000/kg bobot hidup. Pertanyaan saya yang minta naik harga itu peternak atau pedagang?" kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Ditjen Hortikultura, Kementan, Jakarta, Rabu (27/1/2016)

Dia menambahkan, Kementan telah mulai menandatangani kontrak jangka panjang langsung dengan peternak di NTT dan NTB untuk mendapatkan jaminan pasokan sapi, sehingga kapal ternak tak lagi berlayar kosong tanpa muatan.

"Laporannya, sudah ada kontrak jangka panjang," ucapnya.

Kosongnya muatan pada pelayaran kedua, diakui Mentan, karena realisasi kapal khusus ternak ini masih harus dievaluasi. Menurutnya, ini merupakan pengangkutan sapi perdana yang memutus rantai pasok panjang yang tidak efisien dan sudah terjadi selama 70 tahun lebih.

"Yah berilah kami waktu. Tidak bisa satu dua hari selesai. Ini masalah komunikasi juga dengan Kementerian Perdagangan dan Bulog, tidak hanya satu persoalan yang harus diselesaikan, tapi kita tidak boleh menyerah," tandas Amran.

Dia mengungkapkan, wajar jika ada segelintir pelaku usaha yang terganggu dengan kehadiran kapal khusus ternak tersebut. Kapal angkut ternak membuat biaya angkutan ternak bisa ditekan lebih dari separuhnya.

(feb/feb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads