Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan dan salah seorang direkturnya dikirim oleh Menteri Pertanian, Amran Sulaiman untuk langsung ke NTT dan NTB. Mereka diminta mengecek ketersediaan sapi di sana, sekaligus membuat kontrak perjanjian kerja sama dengan pemasok-pemasok sapi di sana.
Berdasarkan hasil pengecekan ke lapangan, kata Amran, ternyata harga sapi di tingkat peternak kurang dari Rp 30.000/kg bobot hidup. Sebaliknya, ada pedagang pengumpul sapi yang meminta kenaikan harga sehingga kapal ternak tidak mendapatkan muatan karena harga yang diminta terlalu tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan, Kementan telah mulai menandatangani kontrak jangka panjang langsung dengan peternak di NTT dan NTB untuk mendapatkan jaminan pasokan sapi, sehingga kapal ternak tak lagi berlayar kosong tanpa muatan.
"Laporannya, sudah ada kontrak jangka panjang," ucapnya.
Kosongnya muatan pada pelayaran kedua, diakui Mentan, karena realisasi kapal khusus ternak ini masih harus dievaluasi. Menurutnya, ini merupakan pengangkutan sapi perdana yang memutus rantai pasok panjang yang tidak efisien dan sudah terjadi selama 70 tahun lebih.
"Yah berilah kami waktu. Tidak bisa satu dua hari selesai. Ini masalah komunikasi juga dengan Kementerian Perdagangan dan Bulog, tidak hanya satu persoalan yang harus diselesaikan, tapi kita tidak boleh menyerah," tandas Amran.
Dia mengungkapkan, wajar jika ada segelintir pelaku usaha yang terganggu dengan kehadiran kapal khusus ternak tersebut. Kapal angkut ternak membuat biaya angkutan ternak bisa ditekan lebih dari separuhnya.
(feb/feb)