Deputy Country Director ADB for Indonesia, Edimon Ginting, menjelaskan bahwa paket ekonomi jilid I-VIII, dan paket IX yang baru saja diterbitkan kemarin, bertujuan untuk menggeser struktur perekonomian nasional yang saat ini bertumpu pada komoditas mentah seperti CPO, karet, batubara, mineral, ke industri manufaktur padat karya.
Edimon yakin kondisi perekonomian Indonesia ke depan akan jauh lebih baik dengan terciptanya sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, terutama dari industri manufaktur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil dari paket kebijakan ekonomi Jokowi, sambungnya, sudah mulai terlihat dari semakin menjamurnya pabrik tekstil di Jawa Tengah. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar belakangan ini akan makin meningkatkan daya saing industri di Indonesia.
Dalam jangka panjang, industri manufaktur padat karya yang pernah menjadi andalan Indonesia pada tahun 1990-an akan bangkit kembali. "Manufaktur Indonesia akan segera bangkit. Perusahaan-perusahaan tekstil Korea dan sebagainya masuk ke Jawa Tengah. Rupiah juga sedang melemah," tuturnya.
Edimon memperkirakan efek besar dari paket ekonomi Jokowi ini baru akan benar-benar terasa pada 2017 atau 2018. Pada saatnya, Indonesia akan bertransformasi, tidak lagi menjadi negara yang mengandalkan ekspor barang mentah.
"Paket-paket kebijakan ekonomi ini kan perlu sedikit waktu. Ini sekarang masa transisi saja. Dalam 1-2 tahun ke depan akan muncul sumber-sumber pertumbuhan baru," tutupnya. (hns/hns)











































