Dirut Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengungkapkan, Jokowi memberikan arahan khusus kepada Bulog untuk mengatasi lonjakan harga beras ini.
Jokowi meminta Bulog terus menggelar operasi pasar (OP) beras di seluruh Indonesia hingga harga beras stabil. Namun, OP yang dilakukan Bulog harus lebih menyentuh ke bawah, caranya dengan lebih banyak menyalurkan beras lewat pedagang pengecer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarot mengakui, selama ini OP Bulog kurang menyentuh ke bawah, karena masih banyak mengandalkan kerjasama dengan para pedagang besar. "Kemarin sebenarnya sudah masuk ke pedagang pengecer, tapi ada beberapa yang saya minta tolong ke pedagang besar. Nanti akan saya suplai sendiri," ucapnya.
Jokowi juga memerintahkan, agar tidak ada lagi kenaikan harga beras di Februari ini. Sebab, kenaikan harga beras sedikit saja akan sangat membebani rakyat kecil. Djarot pun berjanji akan berusaha semaksimal mungkin menstabilkan harga beras.
"Tadi Pak Presiden jelas menyampaikan, kenaikan Rp 50-100/kg pun sudah berat. Kalau Bapak Presiden sudah menyatakan demikian, saya harus berusaha maksimal, minimal menahan, syukur bisa turun," tukasnya.
Sebanyak 100.000 ton beras telah disiapkan Bulog untuk OP selama bulan Februari. Jika ternyata belum cukup akan ditambah lagi sesuai kebutuhan. "Kita akan ke semua daerah yang harganya (beras) naik, akan saya kirim. Kita siapkan 100.000 ton beras untuk OP di Februari, mudah-mudahan cukup," pungkas Djarot.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai kenaikan harga beras yang terjadi sepanjang Januari 2015 lalu. (wdl/wdl)