Seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (4/2/2016), kereta ini merupakan layanan angkutan barang berjadwal pertama yang menghubungkan China dan Timur Tengah pada era modern.
Jaringan kereta membentang sepanjang 10.399 kilometer (km). Jalur tersebut melalui beberapa negara yakni China, Kazakhstan, Turkmenistan, kemudian Iran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kota keberangkatan di negeri tirai bambu tersebut merupakan basis ekspor produk manufaktur China ke negara-negara di Timur Tengah. Tahun lalu, ekspor dari Yiwu ke negara-negara Timur tengah mencapai US$ 8,8 miliar.
Peresmian jalur kereta barang tersebut merupakan usulan Presiden China, Xi Jinping di 2013. Kala itu, Xi ingin menginisiasi kebangkitan ekonomi di jalur sutera untuk rute darat dan laut. Jalur terebut akan menghubungkan China dengan negara di Asia, Eropa hingga Afrika.
Iran dipilih untuk membangkitkan jalur sutera karena merupakan mitra strategis bagi China di Timur Tengah.
Dengan reaktivasi ini, negara-negara yang dilalui jalur sutera bisa mempererat kembali hubungan kerjasama dan meningkatkan aktivitas perdagangan.
China sendiri menyiapkan dana US$ 40 miliar untuk mengaktifkan kembali aktivitas perdagangan pada jalur sutera. (feb/wdl)