Direktur Operasi Trekka, Leonnardo Feneri, mengungkapkan, pihaknya saat ini tengah menyelesaikan tahap produksi Metro Kapsul sekaligus treknya sebelum ditawarkan pada pemerintah pusat, dan sejumlah kepala daerah sebagai moda transportasi publik masa depan.
"Saat Pak Jokowi berkunjung ke pabrik kita di Subang pada April 2014 saat masih Gubernur Jakarta itu masih mock up (tampilan). Sekarang kita kebut pengerjaan untuk 2 kapsul sebagai pengujian sekaligus track-nya," kata Leonnardo ditemui di Restoran Ramen Sanpachi, Jakarta Selatan, Kamis (4/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita jual teknologi dan konsepnya, saat kita presentasikan ke Jokowi dulu kan masih prototype, tapi pemerintah nggak mau beli barang yang belum terjamin dengan pakai uang rakyat. Kita ingin yakinkan bahwa kita anak bangsa sendiri bisa membuat transportasi publik sendiri," jelas Leonnardo.
Dia mengungkapkan, semua pengembangan dikerjakan oleh insinyur dalam negeri dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain itu, konten lokal pada Metro Kapsul sudah mencapai 90%.
"Semua hampir pakai konten lokal, hanya motor dan line listrik saja yang masih harus dibuat di luar negeri," ujar Leonnardo.
Pihaknya terus mengebut pengerjaan rel dan kapsulnya. Purwarupa track beton yang sudah dibangun saat ini di Subang memiliki panjang 290 meter dengan 2 unit kapsul.
Lebih jauh, Metro Kapsul merupakan transportasi publik berbentuk kapsul yang berjalan di atas track khusus dari beton dengan roda ban karet, namun digerakkan dengan tenaga listrik seperti halnya kereta commuter.
Track khusus tersebut umumnya dibuat melayang (elevated) dengan ketinggian 6 meter di atas tanah atau lebih tinggi yang disesuaikan. Track dibuat untuk 2 arah dengan masing-masing lebar track 2,2 meter, sementara diameter tiang berdiameter 1 meter di setiap jarak 25 meter.
Dengan lebar kapsul 2,2 meter dan panjang 9 meter, kereta made in Subang ini sendiri bisa mengangkut 50 penumpang sekali jalan. Dalam sekali perjalanan, satu setidaknya ada 4-5 metro kapsul yang berjalan beriringan sehingga bisa mengangkut setidaknya 200-250 penumpang.
"Itu bisa disesuaikan jumlah kapsulnya. Bisa 10 kapsul sekali perjalanan. Kapsul-kapsul tersebut berjalan terpisah tanpa menyambung," tutup Leonnardo. (feb/feb)











































