Pengusaha dan Peternak Tolak Impor Sapi dari India

Pengusaha dan Peternak Tolak Impor Sapi dari India

Dana Aditiasari - detikFinance
Jumat, 05 Feb 2016 12:49 WIB
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Rencana impor daging sapi dari India yang disusun pemerintah dalam paket kebijakan ekonomi jilid IX, dinilai bukan solusi tepat menurunkan harga daging. Wakil Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Bidang Budidaya Peternakan dan Kemitraan Yudi Guntara Noor, mengatakan untuk menurunkan harga daging nasional, pemerintah mesti melakukan perbaikan industri peternakan dari hulu-hilir.

"Khusus soal paket ekonomi IX, kami mendukung setiap kebijakan untuk perbaikan kesejahteraan peternak, namun kami menolak impor kedatangan daging dari India," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (5/2/2016).

Menurut Yudi, pangkal utama terjadinya lonjakan harga daging dalam negeri karena pemerintah kerap mengeluarkan kebijakan yang kontradiktif dengan kebijakan sebelumnya. Sehingga, pelaku usaha dalam negeri resah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konstitusinya ada, Undang-Undangnya ada, Permendag ada, Permentan, tinggal bagaimana melaksanakan hal itu, sehingga itu bottleneck atau sumbatan bisa ditanggulangi," ujarnya.

Yudi mengingatkan, melimpahnya bahan baku olahan bukan jaminan turunnya harga daging secara keseluruhan. "Jangan semua membebankan kenaikan harga kepada harga bahan baku, sehingga harga yang akan dijual tidak terkerek naik," ujarnya.

Selain pengusaha, peternak sapi juga menolak rencana impor tersebut. Seorang peternak bernama Nanang Perus, mengatakan  Masuknya daging asal India hanya akan membuat petani lokal sengsara.

"Justru dikhawatirkan pasokan sapi dalam negeri malah tidak terserap," tuturnya.

Nanang menyatakan salah satu upaya untuk menurunkan harga daging dalam negeri dengan peningkatan populasi sapi, bukan mengambil jalan pintas dengan mengimpor. Saat ini populasi dalam negeri terus berkurang, sementara kebutuhan masyarakat terus meningkat.

"Peternak harus mendapatkan insentif dari pemerintah untuk misalnya IB (inseminasi buatan), Betina Bunting dan adanya kenaikan harga dari petani, swasembada itu hanya bisa dicapai dengan populasi yang cukup," ujarnya. (dna/hns)

Hide Ads