"Khusus soal paket ekonomi IX, kami mendukung setiap kebijakan untuk perbaikan kesejahteraan peternak, namun kami menolak impor kedatangan daging dari India," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (5/2/2016).
Menurut Yudi, pangkal utama terjadinya lonjakan harga daging dalam negeri karena pemerintah kerap mengeluarkan kebijakan yang kontradiktif dengan kebijakan sebelumnya. Sehingga, pelaku usaha dalam negeri resah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudi mengingatkan, melimpahnya bahan baku olahan bukan jaminan turunnya harga daging secara keseluruhan. "Jangan semua membebankan kenaikan harga kepada harga bahan baku, sehingga harga yang akan dijual tidak terkerek naik," ujarnya.
Selain pengusaha, peternak sapi juga menolak rencana impor tersebut. Seorang peternak bernama Nanang Perus, mengatakan Masuknya daging asal India hanya akan membuat petani lokal sengsara.
"Justru dikhawatirkan pasokan sapi dalam negeri malah tidak terserap," tuturnya.
Nanang menyatakan salah satu upaya untuk menurunkan harga daging dalam negeri dengan peningkatan populasi sapi, bukan mengambil jalan pintas dengan mengimpor. Saat ini populasi dalam negeri terus berkurang, sementara kebutuhan masyarakat terus meningkat.
"Peternak harus mendapatkan insentif dari pemerintah untuk misalnya IB (inseminasi buatan), Betina Bunting dan adanya kenaikan harga dari petani, swasembada itu hanya bisa dicapai dengan populasi yang cukup," ujarnya. (dna/hns)