"Kita juga melihat selama 3 bulan terakhir kelompok ini juga mengalami tekanan, terutama kelompok bumbu-bumbuan," ungkap Agus di Hotel Aston, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (12/2/2016)
Ada beberapa faktor penyebab. Paling utama, kata Agus adalah ancaman dari kondisi cuaca. Ini sudah terjadi ketika 2015, namun diperkirakan masih akan terus berlanjut sampai di tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada sisi lain, ada juga faktor pakan ternak. Permasalahan terlambatnya pasokan jagung pada 2015 harus menjadi pelajaran bagi pemerintah. Hal ini dikarenakan berpengaruh terhadap ayam dan telur ayam. Sementara untuk daging sapi harus memastikan pasokan tersedia.
"Jadi ayam dan telur ayam itu harganya naik karena memang jagung tidak tersedia," tegas Agus.
(mkl/ang)











































