Swasembada Daging Sapi Gagal Terus Sejak 2005, Negara Rugi Rp 18 T

Swasembada Daging Sapi Gagal Terus Sejak 2005, Negara Rugi Rp 18 T

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 17 Feb 2016 13:03 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Bandar Lampung - Program swasembada daging sapi sudah dijalankan pemerintah lebih dari 10 tahun lalu. Tetapi sampai hari ini, Indonesia masih bergantung pada impor sapi, terutama dari Australia dan Selandia Baru. Impor sapi juga tidak berkurang.

Hasil dari program swasembada daging sapi pun dipertanyakan. Sebab, dana yang dihabiskan untuk mengejar swasembada daging sapi tak sedikit, kurang lebih sudah menghabiskan uang Rp 18 triliun sejak 2005.

"Carut marut daging sapi saat ini disebabkan oleh kegagalan program swasembada, ke mana itu Rp 18 triliun dari 2005? Itu (program swasembada) kan sudah mulai dari zaman Pak Anton (Apriantono) dan gagal. Dilanjutkan lagi oleh Suswono, gagal lagi. Pemerintahan sekarang masih mencoba," kata Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Teguh Boediana, kepada detikFinance di Bandar Lampung, Rabu (17/2/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Teguh, dana untuk mengejar swasembada daging sapi APBN Rp 18 triliun bisa dikategorikan sebagai kerugian negara. Sebab, tidak ada hasil yang dicapai. "Di 2010, justru pada 2009 maksimal impor 50% dari kebutuhan nasional, impornya malah mencapai puncaknya. Pada saat akhir pemerintahan periode yang lalu impornya nggak jauh beda. Jadi nothing," tukas dia.

Masalah menjadi semakin rumit, karena pemerintah kerap mengambil jalan pintas untuk mencapai swasembada daging sapi, misalnya dengan penutupan impor secara mendadak, seperti yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) pada kuartal III-2015 lalu. Akibatnya pasokan daging sapi terganggu, harga meroket dan sulit dikendalikan. "Zaman ini kayaknya mau menutup kegagalan, kebijakannya tambah kacau. Jangan mengambil jalan pintas," tandasnya.

Bukti kegagalan program swasembada daging sapi ini adalah merosotnya populasi sapi di dalam negeri. Diperkirakan populasi sapi menurun hingga 2,5 juta ekor pada kurun waktu 2011-2013 akibat 'jalan pintas' yang diambil pemerintah. "Hasil sensus menunjukkan populasi sapi turun 2,5 juta ekor pada 2013 menjadi 12,5 juta ekor. Kita makin jauh dari swasembada," tutup Teguh. (wdl/wdl)

Hide Ads