Ikut 'Bisnis Sapi Berjamaah', Penghasilan Peternak Bisa Naik 2,5 Kali Lipat

Ikut 'Bisnis Sapi Berjamaah', Penghasilan Peternak Bisa Naik 2,5 Kali Lipat

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 17 Feb 2016 14:43 WIB
Foto: Michael Agustinus
Bandar Lampung - Kementerian Pertanian (Kementan) akan mulai melaksanakan program Sentra Peternakan Rakyat (SPR) pada tahun ini. Dalam program ini, 500 peternak kecil yang hanya memiliki 2-3 ekor ternak diajak berbisnis sapi secara berjamaah di satu sentra.

Para peternak akan didampingi 9 orang tokoh peternak, ahli-ahli peternakan dari perguruan tinggi. Litbang Kementan, dan 1 dokter hewan. Pengelolaan SPR akan dipimpin 1 orang manager. Dalam 1 SPR minimal ada 1.000 ekor sapi indukan.

'Bisnis sapi berjamaah' ini bertujuan memberdayakan peternak kecil, yang jumlahnya mencapai 93% dari 6 juta peternak di seluruh Indonesia, sekaligus meningkatkan populasi sapi di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Muladno, mengungkapkan penghasilan para peternak kecil bisa meningkat 2,5 kali lipat bila bergabung dalam SPR. Rata-rata penghasilan peternak kecil yang saat ini Rp 3.000/ekor/hari bisa naik menjadi Rp 7.500/ekor/hari.

"Kalau SPR betul-betul bisa konsolidasi, penghasilan peternak kecil bisa naik 2,5 kali lipat. Sekarang rata-rata Rp 3.000/ekor/hari, itu bisa menjadi Rp 7.500/ekor/hari," ujar Muladno saat ditemui detikFinance, usai Munas Gapuspindo di Hotel 7th, Bandar Lampung, Rabu (17/2/2016).

Muladno menambahkan, kenaikan pendapatan tersebut tentunya tidak bisa diperoleh secara instan, harus melalui proses. Bila penguatan SPR berjalan dengan baik, perlahan tapi pasti pendapatan peternak bisa melonjak. "Nggak bisa langsung, harus kuat konsolidasinya, jamaahnya harus kuat, pelan-pelan tapi pasti," ucapnya.

Menurut perhitungannya, dengan asumsi tingkat kelahiran sapi 90%, maka setiap SPR akan menghasilkan 450 ekor sapi indukan, 1.103 sapi siap potong, dan 653 sapi pedet jantan. "Kalau 1.000 SPR, ada tambahan 450 ribu indukan dalam 5 tahun. Tahun depan mudah-mudahan sudah ada ratusan SPR," cetusnya.

Kementan menargetkan pembentukan 1.000 SPR dalam 5 tahun ke depan. Setiap SPR membutuhkan dana Rp 1 miliar, maka butuh dana Rp 5 triliun dari APBN untuk pengelolaan SPR selama 5 tahun. Meski butuh dana besar, menurut Muladno, penghematan yang dapat diperoleh dari SPR lebih besar lagi. Peningkatan populasi sapi dari SPR bisa menghemat dana sebesar Rp 13,9 triliun karena impor sapi berkurang.

Selain itu, manfaat lain yang diperoleh dari SPR adalah peningkatan populasi sapi lokal, peningkatan kesejahteraan peternak rakyat, penciptaan lapangan kerja di daerah pedesaan, juga membuat populasi sapi lebih terpantau, perhitungan populasi sapi pun bisa lebih akurat. (wdl/wdl)

Hide Ads