Basuki menjelaskan, pembangunan Bendungan Gerak Sembayat berasal dari dana APBN sebesar Rp 720 miliar. Sementara kemajuan penyelesaian konstruksi sipilnya baru selesai 95%, dan ditargetkan baru rampung pada Agustus 2016.
![]() |
"Ini bendungan gerak di hilir, di Sungai Bengawan Solo. Sudah ada satu bendungan di Wonogiri. Kedua, Bendungan Gerak Bojonegoro selesai 2012. Nah itu nggak bisa suplai sampai di Gresik maka kita bangun di sini Gerak Sembayat," katanya ditemui di proyek Bendungan Gerak Sembayat, Desa Sidomukti, Kecamatan Bungah, Gresik, Jumat (19/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bendungan 7 pintu air ini dikerjakan oleh joint venture PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Brantas Abipraya (Persero).
Bendungan Gerak Sembayat memiliki lebar 161 meter, dengan ketinggian 10,9 meter. Sementata pintu airnya memiliki tinggi 6,3 meter dengan lebar 20 meter.
![]() |
Di aliran Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo, ujar Basuki, masih akan dibangun Bendungan Karangnongko di Bojonegoro. Saat ini prosesnya masih dalam tahapan AMDAL
"Masih perlu satu lagi di Karangnongko di Jipang (Bojonegoro), tapi karena penduduknya sudah padat jadi ada konflik, apalagi itu di perbatasan 2 provinsi, jadi semakin berat," jelasnya.
Basuki menuturkan, masing-masing daya tampung setiap bendungan di sungai terpanjang di Jawa ini sangatlah besar, sehingga bisa meningkatkan pasokan air baku dan irigasi pertanian di sentra padi sepanjang Bengawan Solo.
![]() |
"Gerak Sembayat bisa tampung 10 juta meter kubik, Gerak Babat 25 juta meter kubik, Gerak Bojonegoro 15 juta meter kubik. Dan kalau yang Karangnongko selesai, itu bisa tampung sampai 60 juta meter kubik," terangnya. (hns/hns)