Dalam sejumlah pertemuan internasional, kepala negara selalu terlihat bergandengan tangan. Namun menurut Jokowi, negara-negara tersebut dianggap sebagai kompetitor.
"Dalam KTT ASEAN, kita dengan kepala negara bergandengan seperti ini. Kerja sama, tapi saya memandang bahwa apapun mereka adalah kompetitor kita, pesaing kita. Itu harus dipahami," kata Jokowi, dalam sambutannya pada acara peluncuran KLIK di Istana Negara, Jakarta, Senin (23/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jokowi, Indonesia memiliki peluang untuk memenangkan pertarungan tersebut. Misalnya dalam percepatan izin untuk investasi, dari yang sebelumnya mencapai 6-12 bulan, maka sekarang bisa dalam 3 jam. Kuncinya ada di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pusat dan daerah.
"Kenapa sekarang dalam 3 jam dapat 8 izin? Dan itu ternyata kita bisa. Hanya masalah niat dan kemauan. Nggak ada yang lain," terangnya.
Jokowi tidak ingin mendengar ada investor yang sudah berencana menanamkan modalnya, namun kemudian membatalkan karena rumitnya perizinan di Indonesia.
"Saya minta di seluruh daerah sama. Jangan sampai ada yang orang sudah masuk, kemudian meninggalkan gara-gara masalah izin. Memalukan. Nggak boleh seperti itu. Ini masalah persaingan," tukasnya. (mkl/wdl)











































