Direktur Utama Garuda Indonesia, Arif Wibowo mengatakan, keuntungannya adalah, Pondok Cabe akan menjadi bandara kedua Garuda yang melayani penerbangan dengan pesawat berbadan kecil, yaitu ATR.
"Pesawat ATR itu tidak bisa operasi di bandara besar, karena dia kan lambat di taxi-nya. Dan itu bisa untuk membantu pertumbuhan mendorong pertumbuhan intra Jawa, Sumatera bagian selatan, dan Kalimantan," kata Arif di kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (25/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Pembicaraan) masih operasional, kan aspek teknis masih banyak diselesaikan juga, terutama baik navigasi sistemnya, karena perlu di-upgrade instrumen take off dan landing-nya," jelas Arif.
AP II akan menggabungkan pengelolaan Bandara Pondok Cabe dan Bandara Halim Perdanakusuma dalam satu manajemen lalu lintas udara.
Arif menjelaskan, penerbangan yang akan dilakukan dari Pondok Cabe dengan pesawat ATR adalah untuk penerbangan 1-1,5 jam. Selain Pondok Cabe, Pertamina juga akan bekerja sama menggunakan bandara-bandara milik Pertamina.
"Jadi kita akan maksimalkan juga bandara-bandara yang dimiliki Pertamina, kan dia punya bandara itu 8 atau 7 bandara," ujar Arif. (wdl/ang)











































