Jembatan Merah Putih di Ambon yang Megah, Simbol Perdamaian

Jakarta - Proyek Jembatan Merah Putih di Ambon digadang-gadang menjadi jembatan terpanjang di Indonesia Timur saat ini. Jembatan yang dibangun sejak September 2011 tersebut, sekarang sudah tersambung.

Direktur Jenderal Binamarga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hediyanto W. Husaini, mengatakan jembatan ini sudah rampung 96%. Jembatan ini jadi ikon kota Ambon, dan simbol perdamaian.

"Itu landmark-nya kota Ambon. Jembatan itu menggambarkan menjembatani hati, di situ kan pernah ada konflik yang begitu lama," kata Hediyanto di Medan, Senin (29/2/2016).



"Waktu konflik itu kita punya inisiasi bagaimana kalau kita bangun jembatan, jembatan itu melambangkan kebersamaan. Nanti kita akan bikin lambang-lambang keagamaan di situ, jembatan untuk perdamaian makanya namanya Jembatan Merah Putih, supaya sudahlah kita jangan bicara fanatisme yang sempit tapi kita bicara nasionalisme," papar Hediyanto.

Jembatan sepanjang 1.140 meter ini terbagi menjadi 3 bagian. Pertama, jembatan pendekat Poka (Poka approach bridge) sepanjang 520 meter.



Kedua, jembatan pendekat Galala (Galala approach bridge) sepanjang 320 meter, dan ketiga, jembatan utama (main bridge) sepanjang 300 meter. Sedangkan tinggi jembatan ini mencapai 34,1 meter di atas permukaan laut.

Pembangunan jembatan ini memakan dana kurang lebih Rp 700 miliar. Saat ini, pengerjaan jembatan tinggal memasang sejumlah aksesoris. Setelah itu akan ada tes uji coba jembatan.

"Sebelum diresmikan kita mau tes kan ada pemeriksaan oleh komisi keselamatan dan keamanan jembatan, jadi kita mau tes segala aspek oleh komisi itu, kalau kita udah lulus baru kita resmikan, paling lama sebulan dari sekarang udah dites, tapi diresmikannya kan menunggu aksesorisnya selesai, ini kan lama, sekarang sudah 95-96% kan sudah nyambung," tutur Hediyanto. (wdl/wdl)