Bawang Merah Tembus Rp 35.000/Kg, Kementan: Ada yang Sengaja Tahan Stok

Bawang Merah Tembus Rp 35.000/Kg, Kementan: Ada yang Sengaja Tahan Stok

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 01 Mar 2016 16:27 WIB
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Harga bawang merah sejak akhir Februari merangkak naik. Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) Per 27 Februari 2016, harga bawang merah di pedagang eceran tembus Rp 35.000/kg. Sementara di tingkat pasar induk harga dan petani, bawang merah masing-masing dibanderol sebesar Rp 29.000/kg, dan Rp 14.000- Rp 20.000/kg.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono, mengatakan harga bawang melambung terjadi dalam 2 pekan terakhir. Ia merinci, harga bawang per 18 Februari di tingkat eceran masih di kisaran Rp 28.000/kg, di pasar induk Rp 17.000/kg, dan di petani sebesar Rp 10.000- Rp15.000/kg.

Spudnik menyebut, perubahan harga yang terjadi dalam 2 pekan terakhir dinilai tak wajar, mengingat produksi di bulan-bulan sebelumnya masih cukup banyak. Dia menyebut, ada beberapa pemain besar yang menahan stok agar harga bisa terkerek naik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada yang sengaja tahan stok di gudang. Barangnya ada di lapangan, tapi harganya naik terus, mereka sengaja tahan stok buat kendalikan harga. Saya tahu persis barang itu (bawang) masih ada karena rutin saya cek langsung di lapangan," kata Spudnik ditemui di kantornya, Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (1/3/2016).

Menurut Spudnik, pihkanya memiliki sejumlah bukti yang mengindikasikan stok bawang merah di sentra-sentra produksi ditahan di gudang-gudang pengusaha.

"Ironis, contohnya bawang dari Cirebon tapi dikirim ke gudang di Brebes, padahal di Brebes lagi kelebihan suplai. Karena ini lagi musim hujan deras jadi kemungkinan produksi turun, supaya harga naik atau agar impor dibuka lagi," jelasnya.

Kendati demikian, menahan stok bawang merah di gudang pedagang selama ini memang tak dilarang, pihaknya pun tak bisa menegur para spekulan tersebut.

"Saya sampaikan, hanya bisa himbau. Jangan cari untung dengan cara demikian di tengah jeda akibat hujan deras yang bikin produksi turun. Mereka tahan stok atau dikeluarkan sedikit-sedikit, dari misalnya biasanya 20-25 truk sehari ke pasar induk, jadi 15 truk saja, ini yang ganggu harga," tutur Spudnik.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya melakukan perbaikan sistem logistik, dengan cara mendatangkan pasokan bawang merah dari sentra lain di luar jawa, seperti Bima di Nusa Tenggara Barat dan Enrekang di Sulawesi Selatan.

"Makanya bagaimana pemerintah tetap bisa tetap kendalikan bawang di bawah Rp 25.000-26.000/kg. Yah bawa bawang dari daerah lain seperti Bima," ujar Spudnik. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads