Kementan Sebut Harga Bawang Mahal Kerena Ditimbun, Ini Kata Pedagang

Kementan Sebut Harga Bawang Mahal Kerena Ditimbun, Ini Kata Pedagang

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 03 Mar 2016 10:35 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Harga bawang merah merangkak naik sejak akhir Februari. Di tingkat pedagang eceran di wilayah Jakarta, harga bawang merah menembus harga Rp 35.000/kg.

Sementara di tingkat pasar induk harga dan petani, bawang merah masing-masing dibanderol sebesar Rp 29.000/kg, dan Rp 14.000-20.000/kg.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Ikhwan Arif mengungkapkan, mahalnya harga bawang merah terjadi murni akibat suplai yang mulai menurun dari petani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arif yang menaungi pedagang-pedagang bawang ini menolak dituduh kenaikan harga bawang karena ada penimbunan stok bawang merah di gudang-gudang pedagang.

"Kita memang ada timbun bawang, tapi itu wajar dan tahun-tahun lalu juga seperti itu, dan itu memang bawang untuk disimpan sebagai cadangan dan sebagai bibit. Kalau pun mau nimbun, berapa besar banyak yang disimpan, rata-rata penyalur bawang ke Jakarta nggak punya gudang besar," kata Ikhwan kepada detikFinance, Kamis (3/3/2016).

Ikhwan yang juga petani bawang merah di Brebes ini menjelaskan, selain rantai pasok yang memang panjang, harga bawang sangat fluktuatif dan sangat tergantung pada musim serta kondisi pasar.

"Kenapa sekarang mahal karena memang musimnya hujan, petani lagi stop tanam dulu makanya pasokannya berkurang. Kita pedagang 90% beli bawang dari petani secara borongan, beli basahnya seja sekarang petani bawang di Brebes maunya lepas di Rp 24.000/kg, kalau lagi musimnya baik harganya Rp 15.000-20.000/kg," jelasnya.

Ikhwan mengatakan, dengan asumsi margin keuntungan yang diambil pedagang pedagang Rp 1.000-2.000/kg, maka harga bawang basah yang sudah di Pasar Induk Kramatjati menjadi sebesar Rp 26.000/kg.

Kemudian setelah disortir dan dibersihkan, harga bawang yang dijual sampai konsumen akhir menjadi Rp 35.000/kg seperti saat ini.

"Jadi wajar harga sekarang Rp 35.000/kg, bukan di kita pedagang main-main stok, tapi dari petaninya sudah mahal. Petani kan juga tahu harga bawang di Jakarta lagi tinggi di televisi, jadi nggak mau lagi jual ke pemborong dengan harga murah, kalau bisa disimpan kenapa harus dijual sekarang ke pemborong," terang Ikhwan.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono, mengatakan harga bawang melambung terjadi dalam dua pekan terakhir sebagai anomali.

Dia menyebut, perubahan harga yang terjadi dalam 2 pekan terakhir dinilai tak wajar, mengingat produksi di bulan-bulan sebelumnya masih cukup banyak.

"Ada yang sengaja tahan stok di gudang. Barangnya ada di lapangan, tapi harganya naik terus, mereka sengaja tahan stok buat kendalikan harga. Saya tahu persis barang itu (bawang) masih ada karena rutin saya cek langsung di lapangan," kata Spudnik beberapa waktu lalu. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads