Sejak Juli 2015 lalu, kegiatan pembongkaran telah dilakukan. Bersamaan dengan pembongkaran itu, dilakukan pula pembangunan ulang tiang penyangga jalan tol berbentuk layang tersebut.
"Saat ini proses pembongkarannya telah mencapai 95%. Kalau pembangunan ulangnya baru 60%," ujar Kepala Bidang Pelaksanaan II Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bambang Nurhadi, Selasa lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di negaranya, mereka itu (Kajima) adalah kontraktor besar. Dan pekerjaan mereka juga di mana-mana enggak hanya di Indonesia. Mereka nggak mau reputasi mereka rusak," tutur Bambang.
Perlu diketahui, masalah konstruksi yang terjadi di seksi E2 sepanjang 2,74 km adalah terkait masalah struktural pilar jalan layang yang terindikasi retak saat dilakukan stressing alias penegangan struktur beton.
"Ada 3 tiang dari puluhan tiang yang saat dilakukan stressing ternyata 'melesak'. Kita tes beberapa lainya ternyata punya indikasi yang sama. Kontraktornya memutuskan seluruh tiang di paket itu (Seksi E2) dibongkar dan diganti baru," ujar Bambang.
Jalan tol Akses Tanjung Priok ini memiliki total panjang mencapai 16,67 km yang merupakan bagian dari sistem jaringan jalan tol Jabodetabek dan terhubung ke jalan tol lingkar luar Jakarta.
Pembangunannya sendiri terbagi dalam 5 paket meliputi Seksi East 1 (E1) dengan rute Rorotan-Cilincing sepanjang 3,4 km, lalu Seksi East 2 (E2) dengan rute Cilincing-Jampea sepanjang 2,74 km, berikutnya Seksi East 2-A (E2A) dengan rute Cilincing-Simpang Jampea sepanjang 1,92 km.
Ada pula Seksi North-South Link (NS Link) dengan rute Yos Sudarso-Simpang Jampea sepanjang 2,24 km, dan Seksi North-South Direct Ramp (NS Direct) sepanjang 1,1 km. (dna/wdl)











































