Alasannya, China hanya butuh waktu 8 tahun untuk bisa membuat transaksi e-commerce tembus US$ 430 miliar/tahun. Angka ini jauh mengungguli Amerika Serikat (AS) yang telah merintis bisnis e-commerce jauh lebih lama.
"Kita lihat angka ini. AS transaksi e-commerce capai US$ 300 miliar di 2014 karena kebijakan pasar bebas. Dia butuh 30 tahun capai angka US$ 300 miliar. Sebaliknya, China hanya butuh 8 tahun untuk raih US$ 430 miliar. Kita harus belajar dari China," Rudiantara saat diskusi Dividen Digital di Kantor CSIS, Jakarta Pusat, Jumat (11/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ekonomi digital yakni e-commerce US$ 12 miliar. Tahun ini bisa US$ 25-30 miliar. Tahun 2020 bisa US$ 30 miliar," sebutnya.
Untuk mendorong percepatan bisnis e-commerce, Kominfo terus membangun infrastruktur jaringan broadband. Jaringan akan menghubungkan seluruh Indonesia sehingga layanan internet bisa menjangkau seluruh pelosok negeri hingga kepulauan.
"Kita punya 57 Kabupaten di Indonesia yang dilalui infrastruktur broadband. Sisanya akan dibangun pemerintah dan sisanya Telkom. Kita negara kepulauan, kita harus usaha keras untuk sambungkan. Targetnya, 2019 semua kabupaten terkoneksi broadband," tuturnya. (feb/ang)











































