Amran menjelaskan, program Sergab ini akan menyerap gabah langsung kepada petani dengan memotong mata rantai dagang beras sehingga harga pangan pokok ini bisa stabil di masyarakat.
"Jadi dua minggu terakhir ini kami berkeliling di 20 kabupaten di Jawa Barat, Timur dan Tengah. Kami melihat harga gabah ditingkat petani masih di bawah HPP pemerintah. Saya laporkan temuan ini ke bapak presiden. Setelah itu presiden memberi intruksi agar dibentuk tim khusus serap padi sebanyak-banyakya untuk menstabilkan harga," kata Amran di lokasi, Sabtu (12/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau seluruh indonesia akan diturunkan sebanyak 300 ribu personel Tim Sergab dengan target 1 hingga 2 minggu ke depan harga beras secara nasional stabil," lanjut Amran.
Data yang diperoleh detikFinance dari Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Sukabumi kondisi saat ini, petani masih memilih menjual langsung padi/gabah langsung ketengkulak meski harga jual lebih tinggi dari harga yang ditetapkan pemerintah namun petani mesti mengeluarkan biaya angkut, giling dan transportasi.
Ketua KTNA Kabupaten Sukabumi H Sofyan menyebut jika harga jual gabah kering giling langsung ketengkulak sebesar Rp 4.800. Menurutnya harga itu memang lebih tinggi dari yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 4.600 namun nilai keuntungan lebih kecil bila langsung menjual ke tengkulak.
"Belum biaya angkut atau transportasi, belum biaya giling total bersih paling kita hanya nerima Rp 4.400. Kalau pemerintah langsung yang turun dan memutus mata rantai itu langsung membeli ke petani tentunya akan memangkas biaya yang harus dikeluarkan petani dengan harga cukup tinggi," tuturnya.
Pencanangan ini dilakukan bersamaan dengan panen perdana di Jawa Barat di areal 10 ha dari luas padi 1.200 ha di Kecamatan Cisaat, Sukabumi. Menurut perkiraan panen raya di Kabupaten Sukabumi dengan areal tanam 90.000 ha dari luas baku lahan 64.000 ha akan dilaksanakan pada akhit Maret dan awal April 2016. (ang/ang)











































