Bandara di Merauke Dipermak: Dulu 1.972 Meter Persegi, Jadi 4.634 Meter Persegi

Bandara di Merauke Dipermak: Dulu 1.972 Meter Persegi, Jadi 4.634 Meter Persegi

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 21 Mar 2016 16:12 WIB
Foto: Humas Kementerian Perhubungan
Jakarta - Dari Bandara Rembele Aceh, di Provinsi paling barat Indonesia, yang diresmikan Presiden Jokowi pada 2 Maret 2016, kita diajak melihat pelayanan jasa transportasi udara lainnya di timur Indonesia. Merauke, kota kabupaten yang berada di ujung paling timur Indonesia tidak luput dari fokus kerja Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana, kualitas pelayanan serta keselamatan dan keamanan transportasi.

Bandar Udara Mopah di Merauke, dibangun pada 1943 khusus untuk keperluan darurat perang. Saat ini, bandara ini melayani penerbangan ke Jayapura, Timika, Makassar, Surabaya serta Jakarta.

Dengan panjang landasan 2.250 meter, bisa didarati oleh jenis pesawat Boeing 737 series. Ada kurang lebih tiga maskapai yang melayani penerbangan terjadwal dari dan ke bandara ini, serta satu maskapai yang melayani penerbangan perintis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Garuda Indonesia,Sriwijaya Air,LionAirsertaSusi Air yang melayani penerbangan perintis yang terbang ke sini," jelas J. A.Barata, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi PublikKemenhub, dalam keterangan resminya, Senin (21/3/2016).


Dengan daya tarik wisata seperti Pantai Lampu Satu yang terkenal karena sunset-nya yang cantik, Danau Rawa Biru, Taman Nasional Wasur dengan satwa unik khas Papua seperti burung cendrawasih dan kanguru serta tentu saja Tugu Sabang-Merauke, tidak heran jika Merauke menjadi salah satu destinasi wisata di timur Indonesia yang menarik wisatawan untuk berkunjung.

Dengan terus bertambahnya kunjungan wisata, maka aktivitas penerbangan yang menggunakan bandara ini juga bertambah. Luas bangunan terminal sebelumnya adalah 1.972 m2 untuk menampung hingga 331 penumpang pada jam sibuk, sudah tidak memadai lagi karena telah melampaui kapasitas jenuh terminal.

"Sesuai standar yang dikeluarkan oleh Ditjen Perhubungan Udara, dibutuhkan 14 m2/penumpang,"tambahBarata.


Tahun 2015 yang lalu, Kemenhub merenovasi sekaligus memperluas serta menata ulang gedung terminal menjadi 4.634 m2. Saat ini, terminal telah memiliki tempat check in yang lebih luas dan dilengkapi dengan ruang pengosongan senjata serta ruang tunggu keberangkatan yang nyaman dengan 381 kursi untuk para calon penumpang.

 
Tidak hanya itu, saat ini terminal penumpang juga telah dilengkapi dengan ruang khusus bagi perawatan bayi, toilet lama dan tambahan 2 toilet baru yang memperhatikan sistem penghawaan juga penerangan ruangan yang sangat baik. Hal ini memang menjadi perhatian khusus Jonan, masyarakat pengguna jasa trasportasi udara harus mendapat pelayanan yang terbaik.

Di luar gedung terminal, kini telahdipasangcanopi pada lokasidropoff sehingga para calon penumpang terhindar dari panas dan hujan saat tiba di gedung terminal. Di salah satu sudut terminal, kini dibangun ATM Center juga foodcourt.


Untuk menambah keindahan dan kenyaman bagi para calon penumpang, di sekitar terminal telah ditanami pohon dan rerumputan hijau. Kegiatan rehabilitasi dan perluasan gedung terminal ini menghabiskan biaya sekitar Rp 16 miliar.
 
Penyelenggaraan pelayanan transportasi udara merupakan bagian dari pelaksanaan tugas penyediaan transportasi, baik sebagai "servicingfunction" maupun "promotingfunction" tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi masyarakat pengguna jasa transportasi udara yang dilayani, dan juga kecenderungan perkembangan yang terjadi.


Untuk itu, diperlukan sarana dan prasarana transportasi yang handal. Dengan gedung terminal existing ditambah dengan fasilitas yang baik serta pelayanan prima yang diberikan kepada pengguna jasa transportasi, diharapkan dapat mendorong dan menunjang pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah sehingga ketahanan nasinal dapat meningkat (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads