Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian (Kementan), Muhammad Syakir mengungkapkan, kenaikan harga dua komoditas penyumbang inflasi yang masih terjadi sampai hari ini terjadi masalah non teknis.
"Januari sampai Maret ini harga cabai dan bawang selalu mahal, itu selalu dihubungkan dengan iklim hujan sehingga produktivitas turun. Ini disinyalir membuat produktivitas turun karena serangan hama dan hujan, padahal kenyataannya bukan karena itu," jelas Syakir, saat jumpa pers di kantornya, Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (22/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada faktor teknis dan non teknis. Dan masalah bawang dan cabai ada di non teknis. Apalagi sekarang bawang dan cabai kita sudah kembangkan varietas baru jenis amfibi yang tahan di musim hujan dan musim kemarau," ujarnya.
Dia menegaskan, tak benar jika produksi baik bawang merah maupun cabai yang melonjak terjadi karena produksi menurun.
"Produksi kita surplus. Hanya masalah di di non teknis. Kemudian lagi yang membuat harganya mahal karena masalah distribusi bawang merah yang tidak merata," pungkas Syakir.
Dari data produksi Kementan berdasarkan luasan tanam saat ini, produksi cabai rawit untuk bulan Maret sebesar 78.889 ton dengan kebutuhan 53.810 ton, cabai merah besar produksi 101.005 ton dengan kebutuhan 75.762 ton, serta bawang merah dengan produksi 90.133 ton dengan kebutuhan 80.070 ton. (wdl/wdl)











































