Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian (Kementan), Muhammad Syakir mengungkapkan, varietas ini sudah setahun teruji tahan terhadap segala musim. Bahkan produktivitasnya di atas 20 ton dalam satu hektar. Jauh di atas produksi rata-rata bawang merah varietas konvensional di kisaran 12 ton per hektar.
"Mengatasi gejolak harga akibat faktor tekhnis (produksi), kita kembangkan varietas cabai dan bawang amfibi yang bisa tumbuh di musim hujan dan kering. Bahkan beberapa varietas yang kita kembangkan memiliki karakter yang baik apabila didukung dengan budidaya sesuai SOP dari Balitbang," jelas Syakir saat konferensi pers di kantornya, Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (22/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk cabai, sambung Syakir, yakni varietas Kencana dengan produksi mencapai 22,9 juta ton per hektar, Ciko 20,5 ton per hektar, Rawit Prima 20,25 ton per hektar, dan Rabani dengan produktifitas 13,4 ton dalam satu hektar.
"Kita sudah lengkapi masalah produksi ini dengan potensi genetik varietas amfibi. Musim hujan kan katanya produksi turun, ini varietas yang bisa tahan dari musim hujan di Januari sampai Maret," ujar Syakir. (ang/ang)











































