Gubernur BI: RI Harus Terus Berbenah Agar Investor Tetap Percaya

Gubernur BI: RI Harus Terus Berbenah Agar Investor Tetap Percaya

Maikel Jefriando - detikFinance
Rabu, 23 Mar 2016 11:05 WIB
Foto: Maikel Jefriando
Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai, reformasi struktural yang tengah dilakukan pemerintah sekarang tidak boleh berhenti. Hal tersebut merupakan bagian dari kepercayaan investor untuk tetap meletakkan dananya di dalam negeri.

"Saya merasa reformasi struktural itu sangat penting untuk dilanjutkan pemerintah," ungkap Agus dalam seminar di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (23/3/2016).

Agus menjelaskan, kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia menjadi alasan arus modal mengalir deras dalam beberapa waktu terakhir. Sehingga nilai tukar rupiah bergerak dalam tren penguatan, bahkan sempat menyentuh level Rp 12.990/US$.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Investor yakin, karena ekonomi Indonesia masih tumbuh sampai dengan 4,8% pada 2015 padahal banyak negara mengalami pelemahan yang dalam. Inflasi berhasil dijaga pada level 3,35% dan defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD) sebesar US$ 17,7 miliar atau sekitar 2,1% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Keyakinan investor terhadap Indonesia berkontribusi terhadap penguatan rupiah," jelasnya.

Menurut Agus, upaya pemerintah sudah tepat dengan mendorong pembangunan infrastruktur dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan demikian, target untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan dapat terealisasi.

"Kita butuh strategi pertumbuhan untuk mendorong potensi ekonomi domestik di dalam negeri. Pengembangan SDM dan pembangunan infrastruktur menjadi penting. Karena kita memiliki bonus demografi dengan populasi yang besar tapi tanpa skil yang cukup," ungkapnya.

Akan tetapi, pemerintah juga harus tetap waspada terhadap perekonomian global yang masih penuh ketidakpastian.

"Ketidakpastian perekonomian global akan memberikan tekanan pada pasar keuangan, sehingga kita perlu fokus melihat kondisi pertumbuhan ekonomi," tukasnya. (mkl/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads