"Kita sudah memesan 100 kapal, baik kapal perintis, ada kapal navigasi, untuk memperkuat jaringan pelayanan dan angkutan perintis laut, juga untuk keamanan pelayaran," kata Jonan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Kapal-kapal yang dipesan, kata Jonan, akan mengisi sejumlah rute baru yang setiap tahunnya akan dibuka sebanyak 10 rute baru. "2015 kita ada 86 rute, 2016 itu 96 rute atau trayek. Nanti 2017 akan jadi106 trayek," kata dia.
Ia menyebut, pihaknya sebenarnya menginginkan pembukaan rute dilakukan lebih cepat dan lebih banyak. Namun hal itu tak bisa dipaksakan lantaran pembukaan rute baru tentu membutuhkan kapal baru untuk mengisinya.
"Kok nambahnya cuma 10 per tahun? Lah saya inginnya nambah 50 trayek per tahun, tapi kan kapalnya nggak ada. Makanya bertahap lah," sambung dia.
Ia melanjutkan, pembukaan rute baru tersebut akan dititikberatkan pada kawasan-kawasan di Indonesia Timur. "Konsentrasinya dari 96 trayek di 2016, tambahan 5% ada di Indonesia Timur. Jadi kalau Indonesia dibagi setengah, Indonesia Timur 55%, sisanya baru ke Barat. Jadi ini sudah fokus ke Indonesia Timur," jelas dia.
Melengkapi upaya tersebut, Jonan mengaku, pihaknya juga terus meningkatkan kualitas pelabuhan tempat bersandarnya kapal.
"Kami juga menyelesaikan 35 pelabuhan, tahun lalu (2015). Banyak loh, daerahnya jauh-jauh. Itu diusulkan untuk diresmikan oleh Presiden. Kalau Presiden punya waktu lagi, saya akan usulkan untuk meresmikan 56 pelabuhan lagi. Total 91 yang saya minta Pak Presiden resmikan," pungkas dia. (dna/dna)











































