Minggu Malam, Mentan Jerman Temui Mentan RI

Minggu Malam, Mentan Jerman Temui Mentan RI

Michael Agustinus - detikFinance
Minggu, 03 Apr 2016 20:30 WIB
Minggu Malam, Mentan Jerman Temui Mentan RI
Foto: Michael Agustinus
Jakarta - Menteri Pertanian Jerman, Christian Schmidt menemui Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman di Hotel Mulia, Jakarta, pada Minggu malam pukul 19.00 WIB. Pada pertemuan ini,Β Schmidt didampingi oleh Dubes Jerman untuk Indonesia sedangkan Amran tidak tampak didampingi oleh pejabat tinggi Kementerian Pertanian (Kementan).Β 

Berbagai hal dibicarakan dalam pertemuan yang berlangsung 1 jam tersebut, mulai dariΒ (Crude Palm Oil/CPO) hingga minat investasi Jerman di sektor pertanian Indonesia. Usai pertemuan, Amran mengungkapkan Jerman ingin mengekspor susu dan produk turunannya ke Indonesia. Dari sisi sebaliknya, Indonesia menawarkan minyak sawit mentah atau CPO ke Jerman.

"Dia mau ekspor susu dan produk turunannya ke sini, diary product. Kemudian saya tawarkan CPO kita," kata Amran usai pertemuan di Hotel Mulia, Jakarta, Minggu (3/4/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirinya berhasil meyakinkan Jerman untuk mengakui sertifikat ISPO yang dibuat Indonesia untuk menjamin bahwa CPO Indonesia sudah dikelola dengan baik, berkelanjutan, dan tidak merusak lingkungan.

Kepada Schmidt, Amran menyampaikan bahwa CPO menghidupi jutaan orang di Indonesia. Jika binatang seperti orang utan saja harus dilindungi, apalagi manusia yang hidup dari CPO. Tentu hal itu tidak boleh dikesampingkan sehingga jalan tengahnya adalah mendorong penanaman CPO yang sustainable, bukan melarang masuk CPO.

"CPO ini kan selalu deforestasi yang jadi masalah. Tapi saya sampaikan bahwa CPO itu menghidupi banyak orang. Ada 4 juta petani CPO di Indonesia, menghidupi 16 juta orang, jangan dilihat masalah deforestasi saja. Ini orang mau hidup, orang utan saja dilindungi, apalagi orang betulan. Karena itu beliau menyatakan mendukung ISPO," tandasnya.

Lanjut Amran, Jerman maupun negara-negara lain di Uni Eropa juga membutuhkan CPO. Pihaknya meminta Jerman membantu melawan black campaign terhadap produk CPO di Uni Eropa.

"Mereka menyatakan butuh CPO juga. Industri kosmetik misalnya, pakai CPO bahan bakunya. Kami minta mereka membantu menghadapi black campaign CPO di Uni Eropa, minimal mengklarifikasi," ucapnya.

Jerman juga menyampaikan minat investasi di sektor pertanian Indonesia. Sebab, Indonesia adalah pasar yang sangat besar untuk produk pertanian.

"Mereka juga menyatakan minat investasi untuk jagung, gula, sapi. Ada pasarnya di Indonesia," ungkap Amran.

Dia menambahkan, Jerman berjanji tidak akan menghambat ekspor CPO Indonesia ke negaranya, di antaranya tidak akan ada pajak progresif yang tinggi seperti di Perancis. Tetapi Indonesia harus memberi kemudahan juga untuk investasi dan masuknya susu dari Jerman.

"Mereka jamin akan beri kemudahan tapi syaratnya kita juga mempermudah investasi mereka," katanya.

Kedua negara akan membahas bersama-sama standarisasi CPO yang boleh masuk ke pasar Jerman, supaya CPO yang masuk sudah sesuai dengan standar lingkungan Jerman namun juga tidak menyulitkan Indonesia.

"Dia punya standar, makanya kita saling mendukung, kita pertemukan. Kita diskusi, harus ada kesepakatan bersama antara negara produsen dan negara pembeli," Amran menjelaskan.

Semua kesepakatan ini akan ditindaklanjuti oleh tim kecil yang beranggotakan perwakilan dari Kementerian Pertanian kedua negara.

"Kita akan membentuk grup kecil untuk membicarakan semua ini. Masalah CPO, ISPO, investasi," tutupnya. (feb/feb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads