Sudah Diresmikan, Ada Masalah Lahan Pada Jembatan Terpanjang di Indonesia Timur

Sudah Diresmikan, Ada Masalah Lahan Pada Jembatan Terpanjang di Indonesia Timur

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 05 Apr 2016 17:07 WIB
Foto: Dok. Kementerian PUPR
Ambon - Meski kemarin sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jembatan Merah Putih (JMP) di Kota Ambon, Provinsi Maluku yang merupakan jembatan terpanjang di Indonesia Timur masih terkendala masalah pembebasan lahan.

Kepala Satuan Kerja Jembatan Merah Putih, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Christoforus Lasmono mengungkapkan, masalah pembebasan lahan terjadi pada lahan yang dipakai sebagai putaran underpass jembatan pada sisi Galala.

Putaran ini dibuat agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di mulut jembatan penghubung Kota Ambon dan Bandara Pattimura ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua lahan warga sudah dibebaskan dengan nilai Rp 425 ribu per meter persegi. Itu dua kali dari nilai NJOP. Tapi ada lahan 963 meter persegi yang dimiliki 4 orang bersaudara, satu orang masing-masing ngotot minta dikasih Rp 1 miliar, jadi Rp 4 miliar," kata Lasmono ditemui di kantornya, Kota Ambon, Selasa (5/4/2016).

Lasmono berujar, pembebasan lahan merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, dalam hal ini Gubernur Maluku. Namun sampai jembatan diresmikan, putaran jalan hanya selesai separuhnya karena lahan yang belum juga dibebaskan.

"Kita butuh sekitar 2.000 meter persegi, sebanyak 1.200 meter persegi sudah bebas, tinggal sisanya itu yang 963 meter persegi sejak 2014 belum selesai. Kami minta dititip di pengadilan saja (konsinyasi). Tapi Gubernur minta kekeluargaan saja, janjinya mau selesaikan sebelum JMP jadi," terangnya.

Menurut Lasmono, pembuatan putaran jalan mutlak diperlukan mengingat JMP jadi akses utama dari pusat kota Ambon di sisi Galala, menuju sisi Poka di seberang yang berdekatan dengan Bandara Pattimura, Universitas Pattimura, dan kawasan lain yang tengah dikembangkan di ibu kota Maluku tersebut. (wdl/wdl)

Hide Ads