"Jadi karena kalau kita lihat mengenai ekonomi global belum terlalu baik sehingga arahan Pak Menteri adalah, ekspor kita pada tahun 2016 ini terjadi kontraksi 0% sampai 5%," terang Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, di kantornya, Jakarta, Selasa (12/4/2016).
Pada akhir tahun lalu, nilai ekspor Indonesia ditutup di kisaran US$ 142 miliar. "Kita capaian tahun lalu kan US$ 142 miliar, jadi ya plus minus 5% kontraksi," ujar Nus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedikitnya Indonesia memiliki 10 komoditas utama yang diekspor ke banyak negara di dunia. Jadi 10 komoditas utama ini menjadi target ekspor yang paling dominan Indonesia.
"Sektor yang paling dominan kita masih berada pada 10 komoditi utama ekspor kita, yaitu CPO, TPT (tekstil dan produk tekstil), rubber and rubber product (karet), forest product (kehutanan), seperti furnitur, kimia, process wood, perhiasan dan lain sebagainya," pungkas Nus.
Dia mengatakan, 10 komoditi ekspor ini menyumbang 60% komoditi ekspor Indonesia di pasar dunia.
"Jadi, ada 10 komoditi ekspor yang menjadi andalan, 60% itu dasar dari komoditi yang tadi saya sebutkan," kata Nus.
Pemerintah menargetkan adanya pengembangan produk ekspor yang tidak hanya fokus ke barang primer. Para pelaku usaha dituntut lebih kreatif dalam mengembangkan produk sehingga memiliki nilai jual yang lebih.
"Primer masih mendominasi 60% lebih. Ke depannya harus ada pengembangan produk seperti hilirisasi, itu yang akan kita jual," tegas Nus. (wdl/wdl)











































