Bandar Udara Mopah di Merauke, dibangun pada 1943 khusus untuk keperluan darurat perang. Saat ini, bandara ini melayani penerbangan ke Jayapura, Timika, Makassar, Surabaya serta Jakarta.
Dengan panjang landasan 2.250 meter, bandara ini bisa didarati oleh jenis pesawat Boeing 737 series. Ada beberapa maskapai yang melayani penerbangan terjadwal dari dan ke bandara ini, serta satu maskapai yang melayani penerbangan perintis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan daya tarik wisata seperti Pantai Lampu Satu yang terkenal karena sunset-nya yang cantik, Danau Rawa Biru, Taman Nasional Wasur dengan satwa unik khas Papua seperti burung cenderawasih dan kanguru serta tentu saja Tugu Sabang-Merauke, tidak heran jika Merauke menjadi salah satu destinasi wisata di timur Indonesia yang menarik wisatawan untuk berkunjung.
Dengan terus bertambahnya kunjungan wisata, maka aktivitas penerbangan yang menggunakan bandara ini juga bertambah. Luas bangunan terminal sebelumnya adalah 1.972 meter persegi untuk menampung hingga 331 penumpang pada jam sibuk, sudah tidak memadai lagi karena telah melampaui kapasitas jenuh terminal.
"Sesuai standar yang dikeluarkan oleh Ditjen Perhubungan Udara, dibutuhkan 14 meter persegi /penumpang," tambah Barata.
Tahun 2015 yang lalu, Kemenhub merenovasi sekaligus memperluas serta menata ulang gedung terminal menjadi 4.634 meter persegi. Saat ini, terminal telah memiliki tempat check-in yang lebih luas dan dilengkapi dengan ruang pengosongan senjata serta ruang tunggu keberangkatan yang nyaman dengan 381 kursi untuk para calon penumpang.
Tidak hanya itu, saat ini terminal penumpang juga telah dilengkapi dengan ruang khusus bagi perawatan bayi, toilet lama dan tambahan 2 toilet baru yang memperhatikan sistem penghawaan juga penerangan ruangan yang sangat baik. Hal ini memang menjadi perhatian khusus, masyarakat pengguna jasa transportasi udara harus mendapat pelayanan terbaik.
Di luar gedung terminal, kini telah dipasang kanopi pada lokasi drop off sehingga para calon penumpang terhindar dari panas dan hujan saat tiba di gedung terminal. Di salah satu sudut terminal, kini dibangun ATM Center juga foodcourt.
Untuk menambah keindahan dan kenyaman bagi para calon penumpang, di sekitar terminal telah ditanami pohon dan rerumputan hijau. Kegiatan rehabilitasi dan perluasan gedung terminal ini menghabiskan biaya sekitar Rp 16 miliar.
Penyelenggaraan pelayanan transportasi udara merupakan bagian dari pelaksanaan tugas penyediaan transportasi, baik sebagai "servicing function" maupun "promoting function" tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi masyarakat pengguna jasa transportasi udara yang dilayani, dan juga kecenderungan perkembangan yang terjadi.
Untuk itu, diperlukan sarana dan prasarana transportasi yang andal. Dengan gedung terminal existing ditambah dengan fasilitas yang baik serta pelayanan prima yang diberikan kepada pengguna jasa transportasi, diharapkan dapat mendorong dan menunjang pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah sehingga ketahanan nasional dapat meningkat.
Hari ini, program Drone Telkomsel dimulai dan akan berlanjut hingga 14 Mei 2016. Program Drone Telkomsel ini diberi nama Ekspedisi Langit Nusantara (Elang Nusa). Ini adalah ekspedisi ambisius yang akan berjalan satu bulan penuh.
Telkomsel akan menjelajahi Indonesia sekaligus menguji kehebatan jaringan broadband-nya melalui video streaming yang akan disiarkan dari dua buah drone berjenis UAV (Unmanned Aerial Vehicle) berukuran besar yang melintasi lebih dari 50 kota di Indonesia.
Dalam ekspedisi Elang Nusa ini, dua buah drone berukuran besar dengan bentangan sayap hingga 2,4 meter akan diterbangkan secara bersamaan, menempuh Jalur Barat (Elang Barat) dan Jalur Timur (Elang Timur) Indonesia sepanjang 8.500 km.
Selama program, kedua drone akan merekam video yang kemudian diunggah melalui jaringan terbaik Telkomsel ke www.telkomsel.com/elangnusa, sehingga masyarakat dapat mengikuti perjalanan secara lengkap, baik melalui live streaming maupun recorded.
Elang Barat akan memulai perjalanan dari Sabang dan akan menempuh beberapa kota di antaranya Medan, Palembang, Tasikmalaya, Yogyakarta dan Malang.
Sementara Elang Timur, akan berangkat dari Merauke dan bergerak melewati Sorong, Ambon, Manado, Banjarmasin, Makassar, dan Labuan Bajo.
Di akhir perjalanan kedua drone akan bertemu dan mendarat di Denpasar. Selain menangkap berbagai keindahan dari alam Indonesia, dalam perjalanannya, Elang Barat dan Elang Timur juga akan menyapa masyarakat yang berada di kota-kota yang dilewati.
"Ayo ikuti Ekspedisi Langit Nusantara dan jadilah saksi keindahan Bumi Indonesia" (drk/hns)