Temuan puluhan ribu batang baja tak ber-SNI tersebut kabarnya dipasok dari pabrik investor China yang beroperasi di Indonesia.
"Yang bikin rusak itu pabrik-pabrik dari China. Mereka quality control-nya kurang, jadilah bikin banci (besi beton murah yang tidak sesuai SNI)," terang pemilik gudang baja Srijaya Steel Akiong di Pamulang, Tangerang Selatan, Kamis (14/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alangkah baiknya di pedagang-pedagang ini diperingatkan jangan jual banci lagi. Pabriknya harus ditutup otomatis," ujar Akiong.
Dirinya mengaku bahwa telah melakukan pemesanan baja tulangan beton ke pabrik-pabrik baja di Serang, Cilegon, Bekasi, hingga Balaraja sejak 4 tahun yang lalu.
"Lama 3 sampai 4 tahun lah," tutup Akiong.
Kegiatan pengawasan ini dilakukan untuk memberikan jaminan perlindungan hak konsumen dengan produk-produk yang sesuai SNI.
(ang/ang)