Setibanya di pelabuhan, Jonan langsung meninjau dermaga dan melihat sekeliling sembari mendengarkan penjelasan dari petugas setempat. Pelabuhan tersebut nantinya akan digunakan untuk bongkar muat ikan dan batubara.
![]() |
"Ini yang utama untuk pelabuhan kapal ikan. Ada TPI-nya di sini. Selain itu akan digunakan untuk bongkar muat batu bara PLTU Batang," kata Jonan di Pelabuhan Batang, Sabtu (16/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan PU sudah koordinasi. Tapi ini akses jalannya masih kecil, perlu dilebarkan," tandas Jonan.
![]() |
Akses jalan yang dimaksud yaitu akses dari jalan raya Pantura sampai ke Pelabuhan itu memang masih sempit, oleh sebab itu perlu adanya pelebaran. Selain jalan, faktor yang membuat pelabuhan Batang belum beroperasi maksimal karena masih diperlukan pengerukan untuk kedalaman air agar kapal tidak kandas.
"Sekarang mestinya untuk tongkang siap, tnggal pengerukan sampai kedalaman 5 meter. Sekarang 3 sampai 4 meter, kalau surut ini 2,5 meter," terang Jonan.
Pelabuhan dengan luas 6 hektar itu memang diperuntukan sebagai pelabuhan niaga, sehingga untuk kapal penumpang tidak bisa dilakukan. Oleh sebab itu untuk sementara fasilitas yang dibutuhkan yaitu pelebaran akses jalan dan lapangan penumpukan.
"Saya kira itu dulu (fasilitasnya). Penumpang? Nggak bisa. Untuk kapal penumpang nggak bisa," tegasnya.
![]() |
Diketahui, Pelabuhan Batang terletak di pantai Jawa bagian Utara dan merupakan pelabuhan regional berdasarkan KM. 53 Tahun 2012. Pelabuhan ini mengalami beberapa perubahan sejak tahun 1980-an. Aktivitas bongkar muat di pelabuhan ini berhenti sementara sejak 2015 dan hingga hari ini belum ada lagi.
Dari data unit penyelenggaara Pelabuhan Kelas III Batang, bongkar muat dilakukan terakhir tahun 2014 dengan total 17.308 kegiatan. Hingga saat ini proses pembangunan masih berlanjut hingga pelabuhan siap beroperasi maksimal. (alg/hns)