Petani Brebes Pakai Alat Sederhana Ini Berantas Hama Bawang Merah

Petani Brebes Pakai Alat Sederhana Ini Berantas Hama Bawang Merah

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 18 Apr 2016 15:48 WIB
Foto: Muhammad Idris
Brebes - Untuk mengatasi serangan hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT), petani bawang merah di Brebes mulai menggunakan alat sederhana berupa ikat kuning atau yellow trap.

Alat berupa seng berukuran 20x20 centimeter yang dicat warna kuning terang untuk menarik serangga pengganggu.

"Dengan dilapisi lem tikus, OPT yang tertarik warna terang akan hinggap dan kemudian mati karena terjerat lem. Selain seng, bisa juga pakai botol air mineral bekas," kata Maryadi, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian Propinsi Jawa Tengah ditemui detikFinance di Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Senin (18/4/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Maryadi, sebenarnya alat penangkap hama tersebut sudah ada sejak lama, namun tak banyak dipakai karena petani masih beranggapan metode pestisida masih lebih ampuh ketimbang alat-alat ramah lingkungan seperti yellow trap.

"Dari pengamatan kita, dengan hanya pakai pestisida saja, frekuensi serangan hama ke tanaman bawang sebesar 16,4%. Artinya dari satu petak sebanyak 30 rumpun bawang yang terkena hama 16,4%. Setelah dikombinasi pestisida dan yellow trap pada minggu kedua frekuensi turun jadi 6,83%, minggu selanjutnya turun lagi 3,6% sampai panen di hari ke-60. Penggunaan pestisida juga berkurang, dari 14 kali semprot seminggu jadi 7 kali saja," jelasnya.



Maryadi menuturkan, dalam satu ukuran 1 bau (sekitar 0,7 hektar), hanya diperlukan 60-100 yellow trap dengan modal hanya Rp 150 ribu untuk pembelian seng, cat, dan lem tikus.

"Selain pakai yellow trap kita juga coba pakai feromon. Ini dijual bebas di banyak toko, malah bisa beli online banyak. Tinggal dipasang di tengah toples yang diberi lubang. Ini lebih sedikit, tapi lebih mahal, harganya Rp 800.000 untuk 20 biji, cukup buat dipakai di lahan seluas 1 bau," katanya.



Maryadi menuturkan, fungsi feromon dipakai untuk menarik hama serangga jantan masuk ke toples yang telah diisi dengan minyak kelapa. Jika lem yellow trap seminggu sekali diganti, penggunaan feromon dipakai selama masa tanam atau 60 hari.

"Kalau seranggga jantan masuk ke sini (toples feromon), langsung jatuh ke minyak kelapa lalu mati. Jantan berkurang otomatis betina nggak bisa kawin, hama jadi berkurang," tutupnya.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads