Gara-gara Skandal Korupsi dan Krisis Politik, Pengangguran di Brasil Makin Banyak

Gara-gara Skandal Korupsi dan Krisis Politik, Pengangguran di Brasil Makin Banyak

Wahyu Daniel - detikFinance
Kamis, 21 Apr 2016 12:05 WIB
Foto: AFP Photo/Marcelo Bassul
Jakarta - Negeri samba, Brasil, sedang dilanda krisis politik akibat skandal korupsi yang menimpa pejabat pemerintahan, bahkan hingga presidennya. Krisis politik ini hingga mendorong terjadinya aksi impeachment atau pemakzulan Presiden Dilma Rousseff.

Kondisi politik yang terjadi di Brasil ini menimbulkan efek buruk kepada sektor ekonomi dan sosial masyarakatnya. Pada Desember 2015 hingga Februari 2016, angka pengangguran di Brasil naik menjadi 10,2% menurut data resmi pemerintah. Angka ini sama seperti angka pengangguran di Amerika Serikat (AS), saat terjadi Great Recession di 2009.

Dalam data yang dilansir dari CNN, Kamis (21/4/2016), setahun yang lalu angka pengangguran di Brasil hanya 7,4%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data buruk di sektor ketenagakerjaan ini muncul sehari setelah Kongres Brasil melakukan voting untuk pemakzulan Dilma Rousseff, karena dituduh menyembunyikan defisit anggaran untuk memenangkan pemilu 2014.

Jabatan Rousseff bisa lepas bulan Mei, bila Senat juga memutuskan pemakzulan.

Saat ini, ada 10 juta warga Brasil yang berstatus pengangguran. Jumlah ini naik 3 juta dari setahun yang lalu. Kondisi negara ini makin tenggelam di dalam resesi.

Penurunan ekonomi yang diikuti oleh skandal korupsi besar, menimbulkan aksi protes besar-besaran warga di sepanjang jalan. Padahal 100 hari lagi, Brasil akan jadi tuan rumah Olimpiade musim panas.

Tahun lalu, ekonomi Brasil turun 3,8% dan bank sentralnya memprediksi tahun ini akan turun 3,5%. Skandal korupsi besar di Brasil melanda perusahaan migas milik negara, yaitu Petrobras.

Mulai dari politisi, kontraktor, hingga pejabat perusahaan tersebut terlibat dalam kasus suap senilai miliaran dolar dalam beberapa tahun terakhir. (wdl/ang)

Hide Ads