Menko Perekonomian Darmin Nasution menuturkan ekonomi pada triwulan I diperkirakan hanya tumbuh sekitar 5,1%. Komponen terbesar yang mempengaruhi adalah konsumsi rumah tangga.
"Masih kalau 5,1%," kata Darmin usai rapat kabinet terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Investasi peranannya naik," tegasnya.
Namun, Darmin sangat menyayangkan realisasi dari belanja pemerintah. Khususnya belanja pemerintah dan modal. Saat Januari memang cukup banyak proyek yang siap dijalankan, namun masuk ke Februari dan Maret ternyata menurun.
"Harapannya ada belanja modal dari APBN , tapi ternyata setelah Januari naik, nggak bisa naik lagi," paparnya.
Darmin belum dapat menjelaskan persoalannya. Secara umum diakui belanja masih kurang cepat. Menurutnya perlu ada pembahasan lebih lanjut terkait persoalan realisasi belanja tersebut.
"(Belanja modal) kurang kencang saja," ujar Darmin.
Dalam data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi belanja modal pada Januari-Februari 2016 baru mencapai Rp 5,4 triliun atau 2,7% dari pagu. Sedangkan belanja barang Rp 7,4 triliun atau 2,3% dari pagu.
Hal ini juga tergambar dari pertumbuhan kredit perbankan yang baru mencapai sekitar 10% pada kuartal I. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Haddad mengatakan ekonomi kuartal I masih lambat.
"So far di kuartal I itu melambat. Biasanya ngebut di kuartal selanjutnya," kata Muliaman di tempat terpisah (mkl/hns)