RI Pernah Swasembada Bawang Putih, Sekarang 95% Impor

RI Pernah Swasembada Bawang Putih, Sekarang 95% Impor

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 26 Apr 2016 07:41 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Sebelum tahun 1996, Indonesia masih dinyatakan swasembada komoditas bawang putih. Hampir seluruh kebutuhan bawang putih nasional dipasok dari petani lokal di dataran-dataran tinggi di sejumlah daerah. Namun, saat ini, sebanyak 95% dari 400.000 ton kebutuhan per tahun harus diimpor.

Direktur Budidaya dan Pasca Panen Sayuran Kementerian Pertanian (Kementan), Yanuardi mengungkapkan, ketergantungan bawang putih impor dimulai saat impor komoditas tersebut dibuka lebar pada tahun 1996.

"Setelah dibuka bebas, langsung banjir bawang putih murah dari China. Karena kalah harga jauh, jelas produksi mereka lebih murah, akhirnya petani rugi. Dampaknya orang malas tanam lagi, dari situ sampai saat itu akhirya kita mulai ketergantungan pada impor," katanya kepada detikFinance, Selasa (26/4/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yanuardi mengungkapkan, pasca 1996, di saat bersamaan petani bawang putih mulai beralih ke tanaman lain, bawang putih asal Negeri Tirai Bambu mulai menggantikan bawang putih lokal di pasaran.

"Puncaknya mungkin 1998 sudah susah sekali cari bawang putih lokal. Makanya impor dibuka lebar-lebar ini dampaknya besar sekali, karena rugi terus mulai petani mati suri. Sampai sekarang nggak mau tanam lagi," ujarnya.

Dia menuturkan, sebelum mulai menghilang, sentra-sentra bawang putih tersebar di beberapa wilayah berhawa sejuk seperti Malang, Karanganyar, Tasikmalaya, Wonosobo, dan Simalungun.

"Dulu saat masih jaya-jayanya, kaya orang-orang petani bisa beli mobil sama naik haji dari bawang putih di Malang, sekarang kalau mau tanam rugi, kalah dulu sama bawang putih China," pungkas Yanuardi. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads