Kementan mengklaim bahwa produksi bawang merah di dalam negeri melimpah, melambungnya harga bukan karena stok tidak cukup.
"Bawang merah stoknya ada. Teman-teman tadi bilang impor saja karena harga tinggi. Tapi kami masih bilang bahwa stok di lapangan itu ada. Dalam 2 hari ini kami ada tim melihat cek ke lapangan. Kita mau cek di Kendal, Brebes, akan kita lihat besok," kata Direktur Budidaya dan Pasca Panen Sayuran Kementan, Yanuardi, usai Rapat Koordinasi Pangan di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (27/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teman-teman di luar Kementan mengira tidak ada stok, silakan mereka lihat di lapangan. Kalau stok banyak tapi teman-teman di sini nggak percaya," tandasnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno yang juga hadir dalam rakor menyampaikan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa harga bawang merah yang saat ini berada di kisaran Rp 40.000/kg harus diturunkan hingga di bawah Rp 25.000/kg.
"Pak presiden menegaskan bahwa di masyarakat harga harus di bawah Rp 25.000/kg, kan harganya naik terus padahal kita produsen bawang," kata Rini.
Tetapi, penurunan harga bawang merah jangan sampai merugikan petani.
"Bagaimana sistemnya supaya harga di lapangan (pasar) bisa Rp 25.000/kg tapi harga di petani sekitar Rp 18.000/kg," Rini menambahkan.
Pemerintah akan melanjutkan pembahasan stabilisasi harga pangan ini pada Senin pekan depan. Kementan, Kementerian Perdagangan (Kemendag), dan Bulog akan mengecek dulu ketersediaan bawang merah di lapangan pada akhir pekan ini.
"Kita masih akan rapat lagi hari Senin jadi weekend ini dari Kementerian Pertanian, dari Bulog, dari Kementerian Perdagangan akan turun ke lapangan," ucapnya. (hns/hns)











































