Pedagang di Jayapura Senang Direlokasi ke Pasar

Pedagang di Jayapura Senang Direlokasi ke Pasar

Muhammad Idris - detikFinance
Sabtu, 30 Apr 2016 16:44 WIB
Foto: Muhammad Idris
Jayapura - Bila umumnya pedagang kota-kota besar seperti Jakarta menolak ditertibkan dan direlokasi ke dalam pasar, tak demikian halnya dengan pedagang Mama-mama di sejumlah pasar tradisional di Kota Jayapura, Papua.

Pedagang yang hampir seluruhnya kaum ibu ini justru sangat senang disediakan loss di dalam pasar ketimbang berjualan di atas trotoar.

Kendati demikian, Mama-mama ini menolak jika harus berjualan di atas meja. Mereka lebih suka berjualan dengan selonjoran di atas tanah atau lantai pasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu yang terjadi di (Pasar) Yotefa, juga Pasar Mama-mama. Tidak mau mereka dikasih meja. Lebih suka mereka jualan di atas tanah," kata Wali Kota Jayapura, Benhur Tommi Mano ditemui di lokasi pembangunan Pasar Mama-mama, Jayapura, Sabtu (30/4/2016).

Benhur mengaku tak bisa berbuat banyak. Pihaknya mengaku lebih memprioritaskan agar semua Mama-mama yang masih berjualan di atas trotoar bisa ditampung di dalam pasar.

"Jangan sampai berjualan di luar. Semua akan ditampung. Juga penjual noke (tas khas Papua) sudah kita minta (tempat) untuk 14 kampung yang ada di Kota Jayapura," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pedagang Pasar Mama-mama Jayapura, Yuliana Pigai mengungkapkan, pedagang sangat senang akhirnya pemerintah membangun pasar. Namun banyak pedagang menolak jika tak lagi berjualan di atas tanah atau lantai.

"Kita tolak kalau di atas meja. Karena kalau di tanah itu kita bisa taruh barang lebih banyak. Daripada meja sedikit barangnya. Kita tolak kalau ada mejanya," ujar Yuliana.

Tagih Janji Jokowi

Ratusan pedagang di Kota Jayapura, Papua, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mama-mama telah memperjuangkan dibangunnya pasar sejak 15 tahun yang lalu. Baru di tahun 2015, Mama-mama yang saat ini masih berjualan di atas trotoar ini dibangunkan sebuah pasar.

Pasar yang tengah dibangun kontraktor BUMN, PT PP ini diberi nama Pasar Budaya Mama-mama. Letaknya di bekas kantor dan pool Perum Damri yang berada di Distrik Gurabesi, Kecamatan Jayapura Utara, Kota Jayapura.

Ketua Pedagang Mama-mama Jayapura, Yuliana Pigai bercerita, pedagang sudah menuntut pembangunan pasar sejak tahun 2001, kemudian baru terealisasi tahun 2015 karena pasar tersebut merupakan janji Jokowi saat berkampanye saat gelaran Pilpres dulu di Jayapura.

"Kita perjuangkan 15 tahun, tapi pejabat di sini tak ada yang mau dengar. Kita ketemu Pak Jokowi saat jalan-jalan kemudian belok ke sini," kata Yuliana kepada detikFinance.

Dia bercerita, kesempatan bertemu Jokowi inilah yang dimanfaatkan Mama-mama untuk minta dibangunkan pasar. Para pedagang mengaku lelah menuntut pada Pemda. Di sisi lain, berjualan di atas trotoar juga bukan pilihan.

"Langsung saya ambil surat. Ketemu Bapak Presiden, kalau Bapak jadi Presiden tolong bisa bangun pasar. Kita semua sedia pilih Bapak dan doa ke Tuhan agar jadi Presiden. Capek kita lalui tatap muka ke muka sama pejabat tak ada tanggapan. Saya bilang kita orang Papua pilih bapak 100%," ungkap Yuliana.

Pedagang noken atau tas khas Papua ini bertutur, setelah dilantik jadi Presiden, Jokowi menepati janjinya saat kampanye dulu di Jayapura pada 2014 silam.

"Sehingga kita Mama-mama akhirnya dikasih undangan resmi dari Presiden. Ikut peresmian ini. Kita terharu sekali 15 tahun minta pasar baru bisa dibangun sekarang," pungkas Yuliana.

Menteri Perdagangan, Trikasih Thomas Lembong membenarkan jika pembangunan Pasar Mama-mama di Jayapura sebagai salah satu janji Jokowi saat masih kampanye.

"Saya sadar betul ini (pembangunan pasar) perjuangan luar biasa. Selama 18 bulan, kelihatannya waktu itu, saat masih Rumah Transisi, untuk mempercepat  pemenuhan  janji Program Nawacita, langsung dengan meminta Menteri BUMN untuk memobilisasi BUMN-BUMN," kata Lembong saat groundbreaking Pasar Mama-mama. (ang/ang)

Hide Ads