Orang RI Suka Buah Impor, Pepaya Calina Diganti Nama Jadi California

Orang RI Suka Buah Impor, Pepaya Calina Diganti Nama Jadi California

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 09 Mei 2016 12:50 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Sebagai negara tropis, Indonesia kaya akan buah lokal unggulan yang bisa dieskpor. Kendati demikian, volume ekspor buah malah tak sebanding dengan buah yang diimpor.

Menurut Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Herry Suhardiyanto, kualitas buah impor yang lebih baik ketimbang buah lokal akhirnya membuat persepsi masyarakat bahwa buah-buah lokal yang berkualitas dianggap sebagai buah impor.

"Kita dulu kembangkan Pepaya Calina IPB 9. Namanya Pepaya Calina, tapi orang sebutnya Pepaya california. Padahal di California (Amerika Serikat) belum tentu ada pepaya. Aslinya Calina, disebutnya California. Kita harus concern bahwa buah lokal juga bagus," kata Herry ditemui di Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Senin (9/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menuturkan, pihaknya bersama Kementan menginisiasi adanya pengembangan buah lokal secara masif lewat program 'Revolusi Orange'. Tahap awal, direncanakan bisa terealisasi perkebunan buah seluas 100.000 hektar.

"Agar kualitas buah lokal seragam dan konsisten diusulkan ada pengembangan perkebunan buah skala kecil, menengah, dan besar. Paling kecil kalau bisa 5 hektar. Ada 12 buah unggulan di Revolusi Orange ini," jelas Herry.

Dua belas buah komersial tersebut antara lain jeruk, durian, mangga, manggis, alpukat, nanas, rambutan, salak, pisang, pepaya, melon, dan semangka.

Sebagai informasi, volume buah tropis yang diekspor Indonesia pada tahun lalu sebanyak 68.555 ton. Ekspor tersebut meliputi buah manggis 38.071 ton, pisang 22.308 ton, salak 2.201 ton, dan buah lainnya sebanyak 5.974 ton. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads