Pelestarian Bangunan Bersejarah Bisa Dongkrak Perekonomian Negara

Pelestarian Bangunan Bersejarah Bisa Dongkrak Perekonomian Negara

Dana Aditiasari - detikFinance
Senin, 09 Mei 2016 16:46 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Kawasan bersejarah di sebuah lokasi bisa menjadi modal utama pengembangan sektor pariwisata. Pariwisata yang ramai bisa meningkatkan perekonomian setempat.

Demikian disampaikan Cor Dijkgraaf, anggota tim pakar dari pengembangan kawasan bersejarah dari Leiden University, Belanda dalam acara bertajuk Heritage International Workshop.

"Peninggalan bersejarah membuat sebuah kota menjadi unik. Membedakan kota satu dengan kota lainnya berbeda. Ini menjadikan alasan orang mau berkunjung. Tidak ada orang yang mau berkunjung ke kota yang isinya hanya gedung bertingkat," ujar dia dalam acara yang berlangsung di Hotel Werdhapura, Denpasar, Bali, Senin (9/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijkgraaf menyatakan bahwa untuk menarik kunjungan wisatawan, potensi yang ada di sebuah kota harus dikembangkan, salah satunya dengan merenovasi bangunan-bangunan lama.

Untuk menjalankan hal tersebut, menurutnya, perlu ada kerja sama antara Pemerintah Pusat dan Daerah bahkan pihak swasta.

"Contohnya di Malaka (Malaysia), pemerintah pusat membangun infrastruktur, bandara internasional, pemerintah daerah merenovasi bangunan umum seperti balai kota, museum, masjid, kelenteng dan gedung opera. Sedangkan swasta merenovasi perumahan dan langkah demi langkah semua bergerak maju, dan saat ini Malaka menjadi pusat wisata medis," tukasnya.

Paul Rabe dari Institut Internasional untuk Studi Asia (IIAS), Leiden university, dalam kesempatan yang sama menjelaskan, pelestarian warisan bersejarah tidak hanya terpaku pada perawatan gedung saja.

"Tetapi bagaimana mempertahankan kultur, tradisi, kepercayaan dan berbagai aspek budaya sehingga membuat kawasan yang akan dibangun lebih hidup. Tidak hanya bertumpu pada bangunan tapi juga budaya secara keseluruhan," sambung Paul.

Pengembangan kawasan bersejarah ini nyatanya memberikan dampak ekonomi yang besar bagi sebuah negara. Sebut saja Kota Penang sebagai kota warisan budaya dunia di Malaysia yang mampu memberi dampak besar bagi perekonomian kawasan tersebut, bahkan negara Malaysia secara keseluruhan.

Manfaat yang dirasakan datang terutama dari dijadikannya kota ini sebagai pusat kunjungan wisata.

"Dengan jadi tujuan wisata, Kota ini bisa menyumbang pendapatan besar terhadap perekonomian, bukan cuma kawasan tapi juga negara," tutur Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Dwityo Akoro Soeranto dalam kesempatan yang sama.

Menurut data Pariwisata Malaysia, di tahun 2014, sumbangan sektor pariwisata mencapai 65,44 miliar ringgit atau sekitar Rp 216,933 triliun. Di mana, sebagiannya disumbang oleh pariwisata kawasan bersejarah Penang.

Keungulan Penang adalah bangunan bersejarahnya yang masih bertahan dalam bentuk aslinya dan masih terawat. Untuk mempertahankan bangunan-bangunan bersejarah di Penang, pemerintah setempat memberikan insentif khusus berupa keringanan pajak, sehingga masyarakat setempat tidak membongkar bangunan yang dimilikinya.

"Pendapatan negara dari pajak memang berkurang, tapi kan tertutup dengan pendapat dari sektor pariwisatanya," tambah Dwi.

Pendapatan yang masuk dari industri pariwisata, terutama berasal dari pemasukan penginapan, industri resto alias kuliner dan perdagangan suvenir khas kawasan tersebut.

"Kalau sudah jadi tujuan wisata, ekonomi akan bergerak di sana. Hotel-hotel akan terisi. Kuliner, wisata kulinernya akan berkembang. Belum lagi transportasinya. Ekonominya akan bergerak," sebut dia.

Tempat lain yang juga dijadikan contoh adalah Macau yang merupakan kawasan khusus negeri tirai bambu China. Pemerintah setempat sadar bahwa magnet industri perjudian tak bisa selamanya diandalkan makanya Pemerintah memutar otak agar kawasan ini tetap memiliki tempat di hati para wisatawan.

Mempertahankan kawasan bersejarah menjadi pilihannya. Dengan banyaknya kawasan bersejarah di Macau, wisatawan memiliki alternatif lain mengunjungi kota seluas 29,3 km persegi ini. Hasilnya, kunjungan wisatawan manca negara ke kota ini mencapai 22,7 juta orang di tahun 2014 menurut data pariwisata Pemerintah Macau, atau naik sekitar 15% dibanding tahun sebelumnya.

Manfaat serupa bisa dirasakan Indonesia dengan banyaknya peninggalan bersejarah dari mulai situs, bangunan hingga budaya dan tradisi masyarakat di berbagai kota yang seluruhnya sangat beraneka ragam.

"Yang perlu dilakukan adalah menyediakan infrastruktur pendukung yang sejalan dengan rencana pengembangan kawasan serta tidak menghilangkan nilai sejarah dari kawasan yang akan dikembangkan," simpulnya. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads